kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Simak Penjelasan Sri Mulyani Soal Loyonya Penerimaan Pajak pada Kuartal I 2024


Sabtu, 27 April 2024 / 05:50 WIB
Simak Penjelasan Sri Mulyani Soal Loyonya Penerimaan Pajak pada Kuartal I 2024
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024).


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan pajak pada Januari hingga Maret 2024 sebesar Rp 393,91 triliun. Angka ini terkoreksi 8,8% secara tahunan atau baru mencapai 19,81% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan kontribusi penerimaan pajak dari sektor pertambangan terkoreksi sangat dalam yakni sebesar 39,4% di kuartal I 2024. Sementara pada periode sebelumnya tercatat tumbuh positif 72,3%.

"Pertambangan terkoreksi paling dalam. Tahun lalu (pertumbuhan) 72,3% karena harga komoditas lagi tinggi. Kemudian turun drastis di kuartal terakhir (2023) dan terus menurun di 2024, sehingga penerimaan dari pertambangan pajaknya turun 39,4%. Bahkan secara neto turunnya sangat dalam 58,2%," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (26/4).

Dalam paparannya, Sri Mulyani juga menjelaskan bahwa sektor pertambangan tertekan pada hampir seluruh sub sektor dengan tekanan terbesar pada pertambangan batubara dan pertambangan bijih logam.

Baca Juga: Realisasi Penerimaan Pajak Capai Rp 393,91 Triliun Hingga Maret 2024

Sementara itu, Sri Mulyani menerangkan bahwa industri pengolahan menjadi kontributor terbesar pendapatan negara dari pajak pada Januari hingga Maret 2024. Tercatat, industri ini berkontribusi sebesar 26,2%. Pertumbuhan bruto industri pengolahan hanya tumbuh tipis 0,8%, sementara di periode yang sama tahun lalu dapat tumbuh hingga 23,8%.

"Kalau secara neto dikurangi restitusi maka kontribusi industri manufaktur terkontraksi 13,6%. Ini yang harus kita lihat. Di satu sisi, PMI manufaktur bagus di level 54, tetapi di sisi lain impor termasuk bahan baku mengalami penurunan, dan pajak dari industri manufaktur secara bruto masih tumbuh sangat tipis, tetapi netonya turun," jelasnya.

Setelahnya, setoran pajak dari setoran perdagangan mencatatkan pertumbuhan bruto 11,3% di kuartal I 2024.

"Tahun lalu 15,9%. Jadi ini bagus. Netonya terkontraksi tipis 1,6%. Ini juga disebutkan adanya restitusi karena lebih bayar dan mereka melakukan berbagai koreksi," terangnya.

Selanjutnya, sektor jasa keuangan dan asuransi dinilai masih menunjukkan kinerja yang sehat. Adapun kontribusi sektor ini mencapai 13,2% dari total penerimaan pajak dengan pertumbuhan bruto 14,9% dan neto 13,9%.

Baca Juga: Pemerintah Proyeksi Harga Komoditas Global Naik Imbas Supply yang Turun

Kontribusi sektor konstruksi dan real estate mencapai 5,5% dengan pertumbuhan bruto 15,3% dan neto 7,9%. Adapun, sektor jasa transportasi dan pergudangan mencatatkan pertumbuhan bruto 9,6% dan neto 4,7%.

Sektor jasa perusahaan mencatatkan bruto 8,9% dan neto 7,6%. Terakhir, sektor komunikasi memberikan sumbangan bruto sebesar 20,3% ke penerimaan pajak kuartal pertama, sementara netonya 22,5%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×