Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Keempat, dan yang sekaligus menjadi visi besar Presiden Joko Widodo ke depan ialah peningkatan kualitas SDM dan efisiensi pasar tenaga kerja. ““Untuk itu, pemerintah telah melakukan intervensi dalam bentuk kebijakan pendidikan vokasi untuk mempercepat investasi SDM yang kemudian dapat mendukung transformasi ekonomi,” lanjut Darmin.
Baca Juga: Investasi yang Lesu dan Pasar Global yang Suram Menahan Pertumbuhan Kuartal Kedua
Kelima, pemerintah melakukan konfigurasi investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Berkaca pada ICOR Indonesia saat ini yang tergolong tinggi, menandakan investasi di Indonesia secara makro tidak efisien.
Kondisi ini berbeda jauh dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam dan India yang memiliki ICOR di kisaran 3%-4%.
Strategi konfigurasi investasi, kata DArmin, diarahkan untuk dapat menurunkan ICOR melalui penurunan suku bunga riil, optimalisasi investasi yang memberikan return lebih cepat dan berorientasi ekspor, efisiensi produksi melalui pengembangan sumber energi murah, pengembangan SDM dan reformasi pasar ketenagakerjaan.
Digitalisasi juga ditempuh untuk meningkatkan efisiensi serta optimalisasi aset yang selama ini belum terutilisasi.
“Kelima pilar transformasi ekonomi tersebut perlu dijalankan dengan memperhatikan sinergi dan dukungan dari seluruh sektor maupun stakeholder di bidang ekonomi agar kemudian dapat memberikan dampak yang lebih luas terhadap masyarakat,” tutup Darmin.
Baca Juga: Menko Darmin akui pertumbuhan ekonomi kuartal II lebih rendah dari ekspektasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News