kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siap-siap perusahaan bandel langgar PSBB bakal kena sanksi berat


Selasa, 21 April 2020 / 01:35 WIB
Siap-siap perusahaan bandel langgar PSBB bakal kena sanksi berat
ILUSTRASI.


Reporter: Abdul Basith | Editor: Syamsul Azhar

Karena itu pemerintah akan meningkatkan pengawasan operasional kantor baik dengan cara melakukan inspeksi mendadak atau pun pemasangan kamera pengawas di sekitar perkantoran.

Presiden Joko Widodo (Jokowi)  juga meminta setiap daerah mengevaluasi pelaksanaan PSBB. Hal itu mengingat, sebaran virus korona (Covid-19) masih tinggi meskipun sudah melaksanakan PSBB.

"Saya minta secara detil kekurangannya apa, plus minus apa sehingga bisa kita perbaiki," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference di Istana Negara, Senin (20/4).

Memang PSBB dipilih oleh Jokowi sebagai cara pemutusan rantai penularan Covid-19. Maka dari itu, Indonesia menghilangkan opsi untuk memberlakukan penutupan secara total atau lockdown.

Baca Juga: Perusahaan yang Melanggar PSBB Bakal Kena Sanksi Denda Hingga Pidana

Hingga saat ini sudah ada dua provinsi dan 16 kabupaten/kota yang menerapkan PSBB. (Lihat tabel).

Selain meminta evaluasi, Jokowi juga meminta Pemda untuk meningkatkan pemeriksaan spesimen Covid-19, sebagai percepatan penjaringan pasien positif Covid-19.

Baca Juga: Pentingnya THR bagi kelompok masyarkat yang belum tersentuh program pemerintah

"Kemudian diikuti dengan pelacakan yang progresif dan mengisolasi yang terpapar dengan ketat," tandasnya.

Dus, ia meminta data mengenai kasus Covid-19 dibuka terang benderang untuk mematahkan stigma pemerintah menutup-nutupi fakta.

Baca Juga: Harga minyak turun ke US$ 11,82 per barel, pemerintah masih tenang-tenang saja

Di sisi lain Presiden juga  kembali menekankan petingnya kelancaran distribusi logistik.

Selain menghadapi Covid-19, beberapa hari lagi masyarakat akan menghadapi bulan puasa sehingga ketersediaan bahan pangan menjadi faktor utama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×