kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Siaga banjir, Jokowi tak mau gelar apel lagi


Kamis, 21 November 2013 / 10:08 WIB
Siaga banjir, Jokowi tak mau gelar apel lagi
ILUSTRASI. Extraordinary Attorney Woo, drama Korea terbaru Netflix angkat cerita seorang pengacara yang memiliki gangguan spektrum autisme dan diperankan oleh aktris Park Eun Bin.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Biasanya, menjelang musim penghujan, Pemprov DKI menggelar apel siaga banjir. Namun untuk tahun ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak lagi melakukan hal tersebut.

"Kita enggak mau pakai apel-apel lagi. Pak Gubernur inginnya pakai list dan data-data saja," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (20/11/2013) malam.

Data itu misalnya, data titik-titik lokasi pengungsian, penanggung jawab pengungsian, beserta identitas dengan nomor handphone-nya, dan harus dapat mengetahui identitas tukang masak di lokasi pengungsian.

Jokowi rencananya akan blusukan untuk memeriksa titik-titik persiapan itu. Semua logistik, mulai dari makanan, obat, hingga toilet harus siap. Semua pendistribusian logistik itu berada pada tupoksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Dinas Sosial DKI memiliki tanggung jawab agar jangan sampai ada anak yang terlantar maupun kedinginan di tengah musim hujan. Hal itu yang harus menjadi fokus. Jangan sampai laporan mengenai adanya anak terlantar itu diketahui terlebih dahulu oleh Jokowi maupun Basuki daripada pihak Dinsos DKI.

"Saya enggak mau lagi ada orang Dinsos pakai rompi Dinsos ngejar-ngejar anak-anak turun di lampu merah. Anda harus turun pakai baju biasa ajak baik-baik ngomong masalahnya apa," kata Basuki.

Pria yang memiliki empat pulau di Belitung itu mengatakan memiliki kisah lucu saat ia terkena banjir di awal tahun. Saat mengevakuasi warga Jelambar, tak sedikit warga yang meminta makanan siap saji atau KFC. Para warga ingin menggunakan layanan "delivery service" ke rumah mereka masing-masing.

Menurut Basuki, hanya warga yang sedang sakit yang diantar makanannya. Warga harus datang ke posko untuk mengambil makanan untuknya dan keluarga maupun tetangganya. Keterbatasan perahu karet menjadi salah satu kendala petugas tidak bisa mengantar makanan ke rumah masing-masing.

"Perahu karet hanya untuk orang sakit dan mengungsi. Jadi bukan layanan servis keliling-keliling dibayar. Kalau mau makan, datang ke posko. Kita ini perut melayu, kalau telat makan masuk angin," ujar Basuki. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×