Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sampai akhir Januari 2023 mengalami peningkatan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, negara telah mengantongi PNBP sebesar Rp 45,9 triliun pada periode laporan atau tumbuh 103,0% secara tahunan atau Year on Year (YoY).
Ini setara 10,4% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Adapun realisasi PNBP yang sebesar Rp 45,9 triliun tersebut berasal dari pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) migas Rp 11,6 triliun, SDA non migas Rp 14,8 triliun, pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) Rp 4,6 triliun, PNBP lainnya Rp 14,4 triliun dan juga pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) Rp 0,4 triliun.
Baca Juga: Pemerintah Optimalkan Tax Ratio Guna Menekan Defisit Anggaran Tahun Depan
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya menyampaikan bahwa pendapatan SDA Migas yang naik pada periode laporan terutama dikarenakan apresiasi nilai tukar rupiah selama Januari 2023 sebesar 3,71% secara bulanan (MtM) yang didorong oleh ekspektasi pasar akan melandainya kenaikan suku bunga acuan The Fed dan optimisme akan perekonomian Indonesia.
"Tetapi, ke depannya, kurs Rupiah diperkirakan akan semakin melemah karena sinyal The Fed yang masih akan menerapkan kebijakan moneter agresif di tahun ini sehingga kemungkinan besar akan higher interest for longer (tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat)," ujar Banjaran kepada Kontan.co.id , Kamis (23/2).
Baca Juga: Sri Mulyani Disebut-sebut Jadi Kandidat Gubernur BI, Calon Pengganti Menkeu Siapa?
Sementara komponen lainnya seperti pendapatan SDA non migas diperkirakan masih akan fluktuatif. Adapun peningkatan SDA non migas pada Januari 2023 didukung oleh kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News