kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setengah Dosis Moderna untuk Booster, Epidemiolog: Imunitas yang Timbul Tetap Tinggi


Senin, 03 Januari 2022 / 21:44 WIB
Setengah Dosis Moderna untuk Booster, Epidemiolog: Imunitas yang Timbul Tetap Tinggi
ILUSTRASI. Petugas menyiapkan vaksin Moderna saat pelaksanaan vaksinasi untuk masyarkat umum di RSUP Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kebijakan yang dikeluarkan Center of Disease Control (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat untuk booster vaksin merk Moderna dilakukan setengah dosis.

Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut, baiknya pemerintah mengikuti aturan tersebut. Pasalnya Moderna dinilai memiliki potensi KIPI lebih kuat dibandingkan vaksin merk lainnya.

Dicky menyebut dengan penggunaan setengah dosis Moderna akan membuat pemerintah memiliki alokasi lebih untuk vaksinasi dosis ketiga yang rencananya dimulai 12 Januari mendatang.

"Indonesia bisa adopsi penggunaan booster itu. Oleh karena itu kita bisa pilih Moderna setengah dosis, artinya ada penghematan atau alokasi lebih bisa diberikan kepada populasi lain," kata Dicky kepada Kontan.co.id, Senin (3/1).

Baca Juga: Indonesia To Give Booster Shots To Public From January 12 As Omicron Spreads

Lebih lanjut berdasarkan penelitian Dicky menjelaskan bahwa setengah dosis Moderna untuk booster mampu meningkatkan imunitas hingga 37 kali lipat. Sedangkan Pfizer untuk booster dengan dosis penuh tingkatkan 25 kali lipat proteksi imunitas.

"Satu dosis full Moderna itu bisa 80 kali lipat, artinya setengah aja Moderna bisa melebihi bahkan yang boosternya Pfizer. Ini artinya kuat dan ini ada risetnya," imbuhnya.

Dicky menambahkan booster idealnya diberikan dengan jenis merk vaksin yang sama. Namun dengan kondisi keterbatasan vaksin di dunia maka kombinasi jenis vaksin booster dapat dilakukan.

Hanya saja Dicky menggarisbawahi bagi yang sudah mendapatkan suntikan pertama dan kedua vaksin berbasis mRNA maka baiknya booster juga dari vaksin yang berplatform sama. Sedangkan yang suntikan pertama dan keduanya belum mendapatkan vaksin berbasis mRNA dapat menggunakan vaksin berbasis mRNA sebagai booster.

Baca Juga: Setelah Omicron dan Delmicron, Kini Muncul Florona

"Saya sarankan kalau yang kesatu kedua bukan mRNA maka booster bisa mRNA. Kalau satu dua mRNA ya diusahakan mRNA lagi," jelasnya.

Kembali Dicky menegaskan, pelaksanaan vaksinasi booster tetap harus mengutamakan kelompok prioritas seperti lansia, orang dengan komorbid dan disabilitas. Disamping itu penting juga bagi pemerintah tetap mengutamakan vaksinasi dosis pertama dan kedua bagi masyarakat umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×