kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sering merasakan cuaca panas akhir-akhir ini? Simak penjelasan BMKG


Kamis, 06 Mei 2021 / 05:51 WIB
Sering merasakan cuaca panas akhir-akhir ini? Simak penjelasan BMKG
ILUSTRASI. BMKG mengatakan, kondisi suhu panas di beberapa wilayah Indonesia umumnya terjadi cuaca cerah dan tingkat perawanan yang rendah. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari balakangan, sejumlah warganet di media sosial mengungkapkan cuaca panas di wilayahnya. Mereka mengunggah foto dari tangkapan layar aplikasi pendeteksi suhu cuaca di domisili masing-masing. 

Apa penyebab cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini?

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin mengatakan, kondisi suhu panas di beberapa wilayah Indonesia umumnya terjadi cuaca cerah dan tingkat perawanan yang rendah. 

Sehingga suhu terasa lebih panas atau terik, dan kondisi ini sangat normal terjadi terutama saat kondisi cuaca cerah pada siang hari. 

"Kisaran suhu pada siang hari saat ini umumnya sekitar 33-36 derajat celsius, dan hal ini masih dalam kategori normal," ujar Miming saat dihubungi Kompas.com, Rabu, (5/5/2021). 

Baca Juga: Cuaca hari ini di Jawa dan Bali: Semarang dan Yogyakarta berawan

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga stamina tubuh terutama pada siang hari di bulan Ramadhan ini. Menurutnya, dengan menjaga stamina tubuh dapat terhindar dari kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan. 

Menuju fase musim kemarau Sementara itu, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari, mengatakan bahwa dari pengamatan suhu maksimum harian di Jawa, terjadi kenaikan suhu sejak awal Mei 2021. 

"Dari pengamatan suhu maksimum harian di Jawa, khususnya memang terkonfirmasi suhu di awal Mei ini tinggi ya," ujar Supari saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Rabu, (5/5/2021). 

Baca Juga: Cuaca besok di Jabodetabek masih berpotensi hujan, waspada petir

Ia menjelaskan, berdasarkan data dari BMKG Semarang, misalnya suhu di wilayah tersebut sekitar 33-34 derajat celsius pada Rabu, (5/5/2021) pukul 11.40 WIB. 
Sedangkan, untuk di Malang, Jawa Timur sempat tercatat suhu mencapai angka 36 derajat celsius pada 3 Mei 2021. Di Surabaya, Jawa Timur, tercatat suhu tertinggi yang dialami yakni mencapai 35 derajat celcius pada 1 Mei 2021. 

"Cukup merata (suhu tinggi) di sebagian besar Jawa, utamanya di Jawa Timur dan Jawa tengah," lanjut Supari. 

Sementara itu, hasil monitoring kejadian hari hujan menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah lebih dari 10 hari tidak ada hujan. 
Bahkan, sebagian di antaranya tidak pernah mengalami hujan dalam 20 hari terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa memang Indonesia sedang menuju fase musim kemarau. 

Baca Juga: Cuaca besok di Jawa dan Bali: Bandung hujan ringan, Surabaya cerah berawan

Fenomena MJO

Di sisi lain, sejak April 2021, fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) juga menjadi faktor dinamika atmosfer yang berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia. MJO merupakan fenomena pergerakan sistem konvektifitas yang dianggap berhubungan dengan peningkatan pertumbuhan awan hujan. 
Adapun MJO bergerak dari arah barat ke timur yakni dari wilayah Afrika melewati Samudra Hindia dan Indonesia menuju ke arah Samudra Pasifik. 

"Fenomena MJO sedang berada di fase 1 (pesisir timur Afrika) yang bersesuaian dengan kondisi kering di Indonesia (dry phase MJO di Indonesia)," ujar Supari. 
Menurutnya, pada posisi seperti ini, MJO akan menyebabkan berkurang proses pembentukan awan di Indonesia, sehingga umumnya akan terjadi pengurangan curah hujan. 

Baca Juga: Cuaca besok di Jawa dan Bali: Bandung hujan ringan, Denpasar cerah berawan

"Dengan kondisi pembentukan awan yang berkurang, atmosfer akan didominasi oleh kondisi cerah (tidak cukup banyak awan), sehingga radiasi matahari akan lebih banyak yang mencapai permukaan tanah, hal ini menyebabkan meningkatnya suhu udara," lanjut dia. 

Supari mengatakan, BMKG sudah memperkirakan wilayah sebagian besar Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2021. Untuk mengantisipasi cuaca panas ini, ia menginformasikan kepada masyarakat bahwa terasanya cuaca panas bisa menjadi indikasi awal musim kemarau. 

Artinya, suhu panas bisa bertahan lama karena saat kemarau datang memiliki ciri khas terjadi peningkatan suhu sangat tinggi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Cuaca Terasa Panas Akhir-akhir Ini? Ini Penjelasan BMKG"
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Rendika Ferri Kurniawan

Selanjutnya: Antisipasi kebakaran hutan dan lahan, pemerintah siapkan modifikasi cuaca

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×