kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Serbuan Produk China Menghantui Sektor Manufaktur Indonesia


Senin, 01 April 2024 / 20:00 WIB
Serbuan Produk China Menghantui Sektor Manufaktur Indonesia
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati produk manufaktur China di pameran China Homelife Indonesia di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Jumat (15/3/2024).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2024 berada di level 54,2. Angka ini meningkat 1,5 poin jika dibandingkan dengan capaian Februari 2024 yang berada pada level 52,7.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan bahwa ekspansi manufaktur pada periode laporan dikarenakan efek momen lebaran, di mana biasanya permintaan produk manufaktur mengalami peningkatan.

"Kami berharap PMI ini bisa recover sampai setelah lebaran, mudah-mudahan setelah lebaran juga masih bagus PMI-nya," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Senin (1/4).

Hanya saja, dirinya mengakui bahwa kondisi global akan menjadi penghambat eskpansi PMI Manufaktur Indonesia ke depannya. Dirinya khawatir, pasar global yang lesu akan membuat pasar domestik kebanjiran barang-barang impor yang berdampak kepada sektor manufaktur Indonesia.

Baca Juga: Dibandingkan Negara Tetangga, PMI Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif

Sementara itu,  Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Harsono Gunawan mengatakan bahwa ekspansi manufaktur tersebut dipengaruhi oleh kondusifnya pelaksanaan pemilu dan pernyataan pemerintah tentang keberlanjutan pembangunan.

Namun, faktor China yang mengalami kelebihan pasokan sehingga akan menyerbu pasar global, termasuk Indonesia harus segera diantisipasi. "Apalagi Indonesia yang letaknya cukup dekat dan berpenduduk banyak yang menjadi pasar empuk," katanya.

Dirinya memperkirakan, produk impor China ke pasar domestik bisa menggerus sekitar 20% hingga 40% manufaktur Indonesia. Meski dampaknya akan lebih rendah dengan efektifnya regulasi impor Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 3 Tahun 2024, namun penggerusan akan sangat minimal bila kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dinyatakan berlanjut yang berarti daya saing manufaktur terjaga.

Baca Juga: Maret 2024, PMI Manufaktur Indonesia Catat Level Tertinggi Selama 2,5 Tahun

"Hati-hati rangsekan produk China tidak hanya akan mengguncang pemanufakturan kita, tetapi bisa berdampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja dan penurunan ekspor," imbuh Yustinus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×