Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan penyerapan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta memasuki triwulan ketiga tahun 2014 masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, bukan hanya karena pengadaan barang dan jasa saja.
“Tahun ini parah. Bukan hanya ULP (Unit Layan Pengadaan) Barang dan Jasa. Kita suruh masukin e-katalog juga dicampur-campurin. Harga satuan enggak dimasukin. Macam-macam lah. Biasa,” ujar Basuki di Balaikota, Jakarta, Rabu (17/9).
Pria yang biasa dipanggil Ahok ini mengatakan penyerapan anggaran yang rendah diakibatkan banyak pihak yang ingin mengakali anggaran tersebut. Sehingga, lanjut Ahok dirinya langsung meniadakan pengadaan yang tidak jelas.
"Tahun ini kan alasan tender susah. Kan sekarang sudah ada e-katalog. Alasanmu apa lagi lo. Masak gak bisa dikejar, kenapa kamu bikin dua tahun. Kamu mau ngaspal jalan mau pasang lampu jalan misalnya, ngapain Anda nunggu tiga tahun kalau duit segitu banyak. Setahun juga selesai dipasang. Niatnya itu mau tender atau apa. Ya sudah kita coret saja. Tahun depan kita satuin,” ujar Ahok.
Ahok mengatakan tidak khawatir dengan penyerapan anggaran yang rendah tersebut. Lantaran dana yang telah dianggarkan tidak akan hilang. Namun akan dialihkan pada tahun depan.
“Enggak apa lah, enggak hilang ini. Dari pada dipakai sembarangan. Kan enggak bisa dialihkan lagi kan. Terpaksa untuk tahun depan. Jadi silpa,” ujar Ahok.
Penyerapan anggaran APBD DKI, hingga September sebesar 21,87 triliun atau masih di bawah 30 persen dari total nilai APBD DKI sebesar Rp 72,9 triliun. Sementara itu, pada tahun 2012 penyerapan anggaran mencapai 80 persen dari Rp 41,3 triliun. Kemudian pada 2013 penyerapan anggaran meningkat menjadi 82 persen dari Rp 50,1 triliun. (Taufik Ismail)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News