kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

September, neraca dagang diproyeksi masih defisit


Selasa, 28 Oktober 2014 / 09:23 WIB
September, neraca dagang diproyeksi masih defisit
ILUSTRASI. Promo Nacific Back to Routine Diskon s/d 57% Periode 10-16 Mei 2023.


Reporter: Jane Aprilyani, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Defisit neraca perdagangan pada Agustus 2014 kemungkinan bakal berlanjut pada September. Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN menyebutkan, defisit kembali terjadi akibat kinerja ekspor saat ini belum optimal. Penyebab utamanya adalah harga komoditas di pasar global masih melemah.

Aldian Taloputro, Ekonom Mandiri Sekuritas memperkirakan, ekspor pada September sudah meningkat dibandingkan Agustus. Salah satu faktor pendorong peningkatannya adalah penjualan bahan mineral setelah PT Freeport mendapat izin ekspor. 

Namun, peningkatan tersebut tak optimal akibat harga komoditas tambang dan non migas seperti kelapa sawit dan batubara masih melemah. "Saat bersamaan, impor masih stabil, sehingga defisit masih terjadi, tapi nilainya lebih kecil, di bawah US$ 300 juta," ujar Aldian, Senin (27/10).

Benar saja, harga kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) terus melemah dalam beberapa bulan terakhir. Bursa Malaysia mencatat, harga rata-rata CPO pada September sebesar RM 2.096,35 per ton, turun dari Agustus RM 2.116,52 per ton. Pelemahan harga CPO sangat mempengaruhi ekspor, karena komoditas ini menyumbang lebih dari 10% terhadap total ekspor.

Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) Juniman malah menghitung impor mengalami kenaikan pada September menjadi US$ 14,9 miliar. Agustus lalu, impor sebesar US$ 14,79 miliar. 

Kekeringan yang melanda Indonesia mengakibatkan produksi bahan makanan dalam negeri tidak mencukupi. "Akibatnya impor makanan meningkat," ujar Juniman.

Dari sisi ekspor, Juniman memprediksi akan mengalami kenaikan sebesar 1,8% dari US$ 14,48 miliar pada Agustus menjadi US$ 14,74 miliar pada September. Walhasil, September akan terjadi defisit sebesar US$ 170 juta.

Sepakat dengan Aldian, hasil analisa Juniman juga menyatakan, kinerja ekspor masih susah terangkat lantaran harga komoditi yang turun dan permintaan global yang turun. Sedangkan ekspor konsentrat yang diharapkan menjadi penolong, juga belum bekerja 100%. Ekspor bahan mineral diperkirakan berjalan optimal mulai Oktober.

Asal tahu saja, nilai ekspor pada Agustus 2014 mencapai US$ 14,48 miliar, naik 2,48% dibanding sebulan sebelumnya. Sedangkan, impor pada periode yang sama tumbuh 5,04% menjadi US$ 14,79 miliar sehingga terjadi defisit perdagangan sebanyak US$ 310 juta di Agustus 2014. 

Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-Agustus 2014 mencapai US$ 117,48 miliar, menurun 1,52% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan impor untuk periode yang sama mencapai US$ 118,85 miliar, sehingga untuk sementara terdapat defisit perdagangan US$ 1,37 miliar di Januari-Agustus 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×