Reporter: Havid Vebri, Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis resort yang dikelola pihak swasta di beberapa pulau di Kepulauan Seribu sedang memasuki masa-masa sulit. Salah satunya Pulau Putri yang sudah berdiri sejak 1973.
I Gusti Bagus Subagya, GM Pulau Putri mengaku, sejak Januari sampai Mei 2019 jumlah kunjungan wisatawan asing menurun drastis. "Selama periode itu kami bahkan nyaris tidak menerima tamu sama sekali," kata Gusti, Kamis (15/8).
Baca Juga: Nelayan Pulau Seribu merugi gara-gara tumpahan minyak Pertamina
Salah satu penyebab utama karena faktor alam. Banyaknya musibah gempa bumi yang melanda sejumlah perairan di Laut Indonesia menyebabkan banyak wisatawan asing takut untuk mengunjungi destinasi wisata bahari, tak terkecuali Kepulauan Seribu.
"Selain juga karena faktor pemilu yang membuat banyak tamu masih wait and see," ujar Gusti.
Akibat anjloknya jumlah kunjungan wisatawan, berdampak terhadap omzet Pulau Putri.
Gusti mengaku, omzet perusahaan bahkan sampai defisit Rp 1 miliar per bulan. "Itu terhitung dari Januari sampai Mei tahun ini," ucap dia.
Defisit terjadi lantaran pendapatan tidak bisa mencukupi biaya operasional yang cukup besar. Menurut dia, biaya bahan bakar untuk generator pembangkit listrik menyumbang cukup besar terhadap operasional resort.
Baca Juga: Kunjungan turis asing ke Kepulauan Seribu terus meningkat dalam tiga tahun terakhir
"Kami menghabiskan 300 liter solar per hari," ujar dia.
Perusahaan pun terpaksa memangkas jumlah karyawan hingga 50%, dari sebelumnya 80 karyawan kini tersisa 40 karyawan.
Menurut Gusti, kondisi serupa juga dialami resort-resort lain, seperti pulau sepa, pulau pelangi dan pulau pantara. "Pulau pantara sekarang cuma buka saat weekend banyak tamu. Kalau hari kerja mereka tutup karena minim tamu," ungkap dia.
Baca Juga: Inilah pilihan pulau private di Kepulauan Seribu
Namun demikian, Ia mengaku bersyukur dalam dua bulan terakhir jumlah wisatawan asing yang berkunjung mulai ramai kembali. "Semoga bisa terus stabil lagi," tutur Gusti.
Selama ini, mayoritas tamu yang berkunjung ke sejumlah resort di Kepulauan Seribu merupakan tamu asing. "Wisatawan lokal nyaris tidak ada," ujar dia.
Baca Juga: Tingkatkan kunjungan wisatawan, Pemprov DKI gencar selenggarakan festival musik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News