Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat penyerapan tenaga kerja pada tahun lalu mencapai 1.56.361 tenaga kerja. Angka ini tumbuh 10,5% dari pencapaian di tahun sebelumnya yakni sebanyak 1.033.835 tenaga kerja.
Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja pada 2020 juga terpantau lebih tinggi dari pada 2019 yang tumbuh 7,13% dari realisasi 2018 sebanyak 960.052 tenaga kerja.
Tingginya penyerapan tenaga kerja pada tahun lalu sejalan dengan realisasi investasi sepanjang Januari hingga Desember 2020 yang tercatat sebesar Rp 826,3 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi 1,1% dari target investasi yang ditetapkan sebesar Rp 817,2 triliun.
Secara rinci, realisasi investasi tersebut tersebar dalam dua sub investasi. Pertama, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 413,5 triliun atau setara 50,1% dari total realisasi investasi. Kedua, penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investement (FDI) senilai Rp 412,8 triliun, sama dengan 49,9% dari pencapaian penanaman modal tahun lalu.
Baca Juga: Investor asing makin irit tanamkan modalnya di Indonesia, BKPM buka suara
Dari sisi PMDN total proyek yang dibangun di tahun lalu mencapai 96.623 proyek. Sedangkan, dari nilai PMA telah menjalankan 56.726 proyek. Keduanya didominasi oleh sektor perdagangan dan reparasi yang masing-masing terdapat 38.810 proyek dan 12.682 proyek.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kualitas penyerapan tenaga kerja semakin baik, sejalan dengan penyebaran nilai investasi yang sudah mulai merambah di luar Pulau Jawa.
Data BKPM menunjukkan dari realisasi PMA tahun lalu serapan investasi terbanyak berada di Jawa Barat dengan kontribusi sebesar US$ 4,8 miliar atau setara 16,7% dari total realisasi FDI. Kemudian diikuti oleh DKI Jakarta (12,6%), Maluku Utara (8,4%), Banten (7,5%), dan Sulawesi Tengah (6,2%).
Sementara itu, dari PMDN sebaran investasi paling banyak terdapat di Jawa Timur sebesar Rp 55,7 triliun atau sama dengan 13,5% dari total pencapaian PMDN. Selanjutnya diikuti oleh Jawa Barat (12,4%), DKI Jakarta (10,4%), Riau (8,3%), dan Banten (7,5%).
“Syarat mutlak investasi adalah investasi yang memadai, investasi berkualitas dan ini sudah terasa, bahwa tidak hanya berpusat di Jawa tapi juga luar Jawa. Sehingga semakin banyak dan merata dalam hal penyerapan tenaga kerja,” ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Kuartal IV-2020, Senin (25/1).
Selanjutnya: Kepala BKPM: Empat perusahaan akan investasi di bidang mobil listrik di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News