Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia mengalami peningkatan pada awal tahun 2023.
Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia pada Januari 2023 sebesar US$ 139,40 miliar atau naik 1,58% dari bulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut didorong oleh seluruh komponen pembentuk cadangan devisa, dengan peningkatan tertinggi adalah komponen emas moneter atau monetary gold.
Bila menilik data Special Data Dissemination Standard (SDDS) di laman resmi BI, komponen emas moneter tercatat US$ 4,83 miliar atau naik 5,45% dari posisi Desember 2022.
Baca Juga: Asing Memburu SBN, Yield Seri Benchmark Bergerak Menurun
Emas moneter adalah persediaan emas yang dimiliki oleh bank sentral, berupa emas batangan yang memenuhi persyaratan internasional tertentu, seperti London Good Delivery (LGD).
Selain itu, yang termasuk monetary gold adalah emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Otoritas moneter yang ingin menambah emas miliknya, bisa menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, tetapi harus memonetisasi emas tersebut.
Sebaliknya, otoritas moneter juga bisa mengeluarkan kepemilikan emas untuk tujuan non moneter, tetapi harus mendemonetisasi emas tersebut.
Kenaikan tertinggi selanjutnya adalah komponen Other Reserves Assets. Komponen ini tercatat US$ 623,60 juta atau naik 3,16% dari posisi bulan sebelumnya.
Baca Juga: Posisi Utang Jatuh Tempo Meningkat, Kemenkeu Sebut Masih Aman
Other Reverses Assets ini merupakan komponen yang mencakup tagihan yang tidak termasuk dalam kategori tagihan lainnya.
Kemudian, komponen IMF Reserve Position in The Fund (RPF) tercatat US$ 1,07 miliar atau naik 1,90% mom.
RPF merupakan cadangan devisa dari suatu negara yang ada di rekening Dana Moneter Internasional (IMF).
RPF ini juga menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi dengan organisasi tersebut dan menunjukkan keanggotaannya.
Anggota IMF dapat memiliki posisi di Fund’s General Resources Account yang dicatat pada kategori cadangan devisa.
Selanjutnya ada komponen Special Drawing Rights (SDRs) yang tercatat US$ 7,52 miliar atau naik 1,48% dari posisi bulan sebelumnya.
SDRs merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya untuk menambah likuiditas internasional. Fasilitas ini memungkinkan bertambah atau berkurangnya cadangan devisa di negara-negara anggota.
Baca Juga: Cadangan Devisa pada Akhir Tahun Diproyeksi Turun, Ini Pemicunya
Komponen dengan kenaikan paling rendah adalah komponen Foreign Currency Reserves. Komponen ini tercatat sebesar US$ 125,34 miliar atau naik 1,43% mom.
Foreign currency reserves terdiri dari uang kertas asing dan simpanan, serta derivatif keuangan. Komponen ini juga bisa berupa surat berharga seperti penyertaan, saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Foreign currency reserves juga mencakup tagihan otoritas moneter kepada orang asing atau bukan penduduk (nonresiden).
Baca Juga: Intip Proyeksi Pergerakan IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Hari Ini (8/2)
Sebagai tambahan informasi, BI mengonfirmasi pencatatan nilai cadangan devisa dalam statistik pada umumnya menurut harga pasar, yaitu kurs pasar yang berpengaruh pada saat transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News