kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selamat jalan arsitek ekonomi Indonesia


Sabtu, 10 Maret 2012 / 08:15 WIB
Selamat jalan arsitek ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Laba bersih Aneka Tambang (ANTM) meroket di tahun 2020


Reporter: Herlina KD, Narita Indrastiti, Yudho Winarto, | Editor: Edy Can

Suasana hening terasa di ruang utama di gedung Bappenas Jumat (9/3) siang. Pejabat negara yang datang tak lagi mengenakan stelan jas atau safari untuk rapat, melainkan setelan serba hitam. Karena ruangan itu berubah menjadi rumah duka. Ya, Widjojo Nitisastro, arsitek utama sistem perekonomian Indonesia di masa orde baru, berpulang di usia 84 tahun kemarin sekitar pukul 02.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Tampak ratusan orang melayat peraih gelar doktor dari University of California, Berkeley-Amerika ini. Mulai dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, hingga biduan ternama Ashanty tampak tertunduk haru untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.

Widjojo memang meninggalkan monumen yang tidak pernah akan dilupakan oleh Indonesia. Dari pemikiran dia, tercetus ide pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan pemerataan pembangunan. "Orangnya sangat realistis," kata Emil Salim, rekan Widjojo yang kini masih menjadi Dewan Pertimbangan Presiden.

Selama berkarir di pemerintahan, Widjojo pernah menjabat Kepala Bappenas periode 1967-1973, Menteri Negara bidang Ekonomi Keuangan dan Industri hingga 1983. Di mata Emil, Widjojo bukan cuma bergerak untuk memecahkan masalah nasional, tetapi ikut berperan secara global seperti pemecahan masalah utang negara berkembang. "Bukan cuma Indonesia tetapi juga Nigeria dan lain-lain," katanya.

Sedangkan Armida Alisjahbana salah satu anak didik Widjojo yang kini duduk di tampuk pimpinan Bappenas, masih terkesan dengan cara Widjojo mendidik. "Beliau selalu memberikan perhatian dengan mengirimkan fotokopi artikel-artikel tertentu untuk beberapa mahasiswa," kenang lulusan Fakultas Ekonomi UI angkatan 1985.

Bahkan Armida ingat betul pada pertengahan 1997, Widjojo sudah memberikan peringatan akan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. "Itu yang paling terkesan bagi saya," kata Armida.

Di mata Presiden SBY, Widjojo punya peran penting untuk mengubah wajah Indonesia menjadi salah satu macan Asia. "Semua itu tidak terlepas dari pemikiran kerja keras dan jasa dari Bapak Widjojo," ujar Presiden.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo juga terkesan dengan keteladanan Widjojo. "Terlihat dari kesederhanaan dan pemikiran yang luas, lengkap, dan selalu memikirkan bagaimana meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan Indonesia," kata Agus.

Kini kita tetap bisa pemikiran sang arsitek ekonomi yang sering di cap oleh ekonom penentang dengan sebutan mafia barkeley itu melalui buku-buku yang ia tuliskan semasa hidupnya.

Tepat pukul 15.30 WIB, Wakil Presiden Boediono memimpin upacara penghormatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata diiringi guyuran hujan, seolah menyambut kembalinya Widjojo ke bumi pertiwi. Selamat jalan profesor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×