Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Indonesia diserbu investor mancanegara setelah ditandatanganinya Daftar Investasi Negatif (DNI) oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2016 lalu.
Nilanto Perbowo, Dirjen Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan mengklaim, banyak negara yang merapat untuk dapat berinvestasi di bidang pengolahan ikan.
"Banyak swasta yang minat untuk berinvestasi seperti Vietnam, Republik Rakyat China, Jepang, dan Thailand," katanya kepada KONTAN, Kamis (4/8).
Sayangnya, sampai saat ini belum ada bentuk kerjasama yang jelas dengan negara-negara tersebut sehingga sulit untuk dilakukan eksekusi segera.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menambahkan, Rusia akan bergabung dan rencananya bakal berinvestasi untuk sepuluh gudang pendingin atau coldstorge. Namun, belum diketahui kapan realiasasi investasi tersebut.
Pemerintah melakukan berbagai cara untuk mendatangkan investor masuk ke Indonesia. Misalnya, melakukan sosialisasi terkait peluang investasi di sektor perikanan dalam Marine and Fisheries Business and Investment Forum.
Selain itu, Susi dan seluruh jajarannya selalu mensosialisasikan DNI yang sudah di tandatangani oleh Presiden Joko Widodo disetiap pertemuan di dalam maupun luar negeri serta menyampaikan kepada Kementerian Perdagangan dan Perindustrian.
Sekadar mengingatkan, dalam daftar DNI terbaru tersebut, pemerintah Indonesia menutup peluang tangkap ikan untuk pihak asing dan menggantinya dengan membuka keran investasi 100% untuk pihak asing. Usaha ini dilakukan untuk meningkatkan hasil tangkapan dan kualitas hidup para nelayan dalam negeri.
Dari data BKPM tentang realisasi investasi sektor kelautan dan perikanan periode Januari sampai Maret 2016 berjumlah US$ 240,030 dan tersebar di 27 lokasi. Salah satunya adalah British Virgin Island yang berinvestasi sebesar Us$ 8,568 di Kabupaten Serang dan Jakarta Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News