Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berjanji akan terus berupaya menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di Sumatra dan Kalimantan.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernardus Wisnu mengatakan, pemerintah akan terus berupaya menangani karhutla. Antara lain dengan pemantauan titik hotspot, pemadaman, penegakan hukum dan sosialisasi kepada masyarakat.
Baca Juga: Aktivitas bandara di Banjarmasin kembali terganggu kabut asap, 7 pesawat delay
"Saat ini terjadi 328.724 hektar lahan terbakar," kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernardus Wisnu, Senin (23/9).
Wisnu bilang, dari jumlah tersebut sebanyak 27 persen atau 89.563 hektar merupakan lahan gambut yang terbakar dan 73 persen atau 239.161 hektar lahan yang terbakar merupakan lahan non gambut.
"Tetapi inilah yang paling sulit dan paling banyak menyebabkan asap (kebakaran lahan gambut)," ujar dia.
Selain itu, saat ini terdapat 37.726 titik hotspot. Hotspot itu antara lain berasal dari hutan produksi sebanyak 47%, areal penggunaan sebanyak 36%, hutan lindung 10% dan hutan konservasi 7%.
"Saat ini telah dilakukan upaya pemadaman melalui satgas darat, satgas udara dan teknologi modifikasi cuaca," ungkap dia.
Asisten Pemerintahan, Kesejahteraan Rakyat Pemrov Jambi, Apani Saharudin mengatakan, pihaknya terus berupaya menangani karhutla. Antara lain dengan pemantauan hotspot, pemadaman, dan penegakan hukum. "Saat ini luasan lahan terbakar yakni 1.792 hektar," ujar Apani.
Baca Juga: Upaya pencegahan lebih efektif atasi masalah kebakaran hutan dan lahan
Apani bilang, karhutla terjadi di delapan kabupaten di Provinsi Jambi. Yaitu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bungo, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Batanghari.
"Terkendala ketersediaan air kurang karna lama kondisi kemarau," ucap dia.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknogi (TPSA BPPT) Yudi Anantasena mengatakan, pihaknya telah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sejak Juli 2019 lalu untuk penanganan karhutla.
Ia mengatakan, sejak 16 September hingga saat ini telah dilakukan operasi TMC dengan melakukan 14 sorti penerbangan yang membawa bahan semai total sebanyak 22 ton NaCl. "Operasi itu telah menghasilkan hujan dengan intensitas sedang di beberapa wilayah," ucap dia.
Baca Juga: BPPT: Operasi modifikasi cuaca di Jambi dilakukan mulai hari ini
Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rasio Ridho Sani mengatakan, pihaknya akan bertindak tegas dengan melakukan upaya penegakan hukum administratif, perdata dan pidana kepada pelaku karhutla.
Selain itu, KLHK mendorong agar pemerintah daerah melakukan pengawasan atas izin usaha yang diberikan kepada korporasi.
"Dengan dilakukan pengawasan ini, maka kita akan dapat mendorong kepatuhan-kepatuhan para pemegang izin termasuk didalamnya berkaitan dengan pencegahan dan penanggulangan karhutla," ujar dia.
Seperti diketahui, sepanjang 2019, KLHK telah melakukan penyegelan terhadap 52 korporasi terkait karhutla dan telah menetapkan 5 tersangka pelaku karhutla.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News