kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Tantangan Menanti Menteri dan Wakil Menteri Baru Hasil Reshuffle


Rabu, 15 Juni 2022 / 20:01 WIB
Sejumlah Tantangan Menanti Menteri dan Wakil Menteri Baru Hasil Reshuffle
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo usai melantik Ketua Umum PAN?Zulkifli Hasan (kiri) sebagai Menteri Perdagangan dan mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang di Istana Negara, Jakarta (15/6).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Joko Widodo resmi melantik dua menteri baru dan tiga wakil menteri (Wamen) di Kabinet Indonesia Maju.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, para menteri dan wamen tersebut akan menghadapi beberapa tantangan dalam menyelesaikan amanah yang ditugaskan.

Pertama, dengan sisa waktu periode kedua Jokowi saat ini, dinilai jadi waktu yang cukup mepet dalam merampungkan segala permasalahan saat ini.

Misalnya untuk Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, penyelesaian persoalan di sektor perdagangan tidak bisa selesai dalam waktu singkat. Demikian juga di sektor Agraria yang dinilai tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat.

Baca Juga: Jokowi Minta Mendag Baru Selesaikan Urusan Kebutuhan Pokok Dalam Negeri

"Isu perdagangan saya kira memang akan jadi problem itu nggak akan sampai cepat, karena butuh koordinasi dengan lintas sektoral," kata Tauhid kepada Kontan.co.id, Rabu (15/6).

Selain itu, dengan penunjukan Mendag yang baru harus ada perubahan tata kelola birokrat urusan minyak goreng kembali ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Dimana saat ini komando urusan minyak goreng dilakukan Kementerian Maritim dan Investasi.

"Kemudian urusan minyak goreng masa mendatang harga internasional meskipun turun tapi masih relatif kondisi tinggi," imbuhnya.

Baca Juga: Ini Harapan Pengusaha Terhadap Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan

Selanjutnya, mendekati tahun politik dengan posisi mayoritas menteri dan wamen berasal dari partai politik, dikhawatirkan dapat mengaburkan peran dan tugasnya. Tauhid juga menilai penunjukan beberapa wakil menteri juga dinilai tak perlu.

"Menurut saya banyak wamen yang tidak terlalu diperlukan, karena semua kebijakan keputusan akan lebih efektif pada posisi menterinya," kata Tauhid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×