Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Presiden Jokowi sendiri mengharapkan agar perundingan I-EU CEPA ini bisa selesai dibahas pada tahun ini. Pandemi Covid-19 membuat perjanjian ini sedikit terhambat. Meskipun demikian, dua pihak, yaitu Indonesia dan Uni Eropa sangat bersemangat menyelesaikan perundingan secepat mungkin. Hal ini karena potensi yang sangat besar di antara kedua negara.
Indonesia adalah asal dari berbagai komoditas dan negara yang berkembang ke arah industri. Indonesia juga punya potensi pasar yang sangat besar. Di lain pihak, Uni Eropa juga mempunyai pasar yang besar dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi.
Menurut Wamendag, Uni Eropa tetap penting meskipun Inggris sudah keluar. Sebagai kawasan pasar tradisional pasar Uni Eropa tetap menjanjikan, terlebih di Kawasan Eropa Timur, Tengah dan Selatan belum tergarap secara optimal.
“Eropa Barat adalah pasar tradisional yang menyerap banyak produk Indonesia. Sementara Eropa Timur adalah pasar potensial yang sedang kita garap secara serius. Karena itu kita akan memastikan bahwa perundingan ini bisa memberikan manfaat optimal bagi pelaku bisnis dan masyarakat Indonesia secara umum,” tegas Jerry.
Selanjutnya: Harga daging sapi impor naik, Mendag siapkan alternatif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News