Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Dirinya memperkirakan, indeks manufaktur Indonesia akan kembali naik pada awal Januari 2023 didorong oleh faktor musiman seperti perayaan imlek.
Namun setelah berakhir momentum tersebut, membuat indeks manufaktur Indonesia berpotensi turun dan akan naik lagi di bulan Maret saat ada momentum puasa dan lebaran.
Di tahun ini, Fajar memperkirakan industri makanan dan minuman masih bisa tumbuh di angka 8%. Tapi, perang Rusia dan Ukraina yang saat ini belum diketahui akan berakhir akan berpengaruh terhadap supply bahan baku pangan.
Baca Juga: Menguat di Akhir Tahun Lalu, Begini Prediksi Rupiah di Awal 2023
"Kalai perangnya gak selesai-selesai, pasti nanti pupuknya berkendala sehingga ini akan mempengaruhi suppy bahan pangan," ucap Fajry.
Untuk itu, Fajar berharap berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah di tahun ini harus lebih pro kepada industri didalam negeri dan neraca komoditas bisa segera diterapkan secara menyeluruh.
Selain itu, kebijakan seperti pajak karbon dan pengenaan cukai plastik dan minuman berpemanis perlu ditunda sampai perekonomian Indonesia semakin pulih.
"Kalau bisa ditunda dulu sampai rekaver ini bangkit," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News