Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Jika tak ada aral melintang, pengumuman sumber daya manusia (SDM) yang menjadi pengelola Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) diumumkan besok.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan, SDM Danantara sangat erat kaitannya dengan trust publik/investor ke Danantara. Hal ini mengingat BUMN mewakili hampir 20% market cap Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Maka trust tersebut sangat penting bagi kinerja IHSG, apalagi saat ini risiko global dan domestik sedang sama – sama tinggi, dimana investor – investor besar dunia sedang dalam proses rebalancing aset,” ujar Wijayanto kepada Kontan, Minggu (23/3).
Wijayanto menyebut, SDM memegang peran sangat kunci. Sebab, ditangan yang tepat saja, Danantara menghadapi tantangan besar. Apalagi ditangan orang-orang yang tidak kompeten.
Baca Juga: Geliat Danantara: Arah Baru Investasi Nasional dan Peluang bagi Investor Domestik
Wijayanto berharap agar bersamaan dengan pengumuman struktur organisasi, Rosan Roeslani mundur dari jabatannya sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi. Donny Oskaria juga mesti mundur dari jabatannya sebagai wakil menteri BUMN.
“Ini untuk menunjukkan mereka committed dan professional, serta untuk menghindari konflik kepentingan,” ucap Wijayanto.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pembangunan, Institut Pertanian Bogor (IPB) Didin S Damanhuri mengatakan pengelolaan Danantara mesti profesional, tidak KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), dan tidak diintervensi secara politik.
“Itu menjadi trust. Trust itu penting,” ujar Didin.
Didin mendorong Danantara fokus pada pada hilirisasi dan re-industrialisasi yang menguntungkan perekonomian nasional. Misalnya, hilirisasi pertambangan yang dipilih mesti mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja lokal.
Baca Juga: Rosan Roeslani: BPI Danantara Terbuka untuk Pendanaan Proyek Hilirisasi
Lalu, harus ada blueprint merebut teknologi hilirisasi. Jadi pabrik baterai dan pabrik mobil listrik harus ada di Indonesia. Sehingga hasil beberapa komponen yang dibutuhkan untuk baterai dibeli oleh industri dalam negeri. Bukan dijual ke asing, terus dibeli lagi oleh Indonesia.
Hilirisasi juga harus mampu meningkatkan jumlah tenaga ahli lokal dan sistem manajerial yang profesional.
“Belajar dari (hilirisasi) nikel, jangan sampai terjadi lagi dimana asing yang memanfaatkan hilirisasi nikel itu. Hilirisasi harus jelas menguntungkan perekonomian nasional. Para pengelola Danantara harus terbuka pada kritik,” ucap Didin.
Baca Juga: Struktur Organisasi Danantara akan Diumumkan Senin Pekan Depan
Selanjutnya: Segera Bayar Dividen, Direksi BCA Ramai-Ramai Beli Saham BBCA dengan Harga Murah
Menarik Dibaca: Hujan Masih Turun di Daerah Ini, Cek Prediksi Cuaca Besok (24/3) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News