kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

SBY perintahkan panggil Dubes Singapura dan Korsel


Rabu, 27 November 2013 / 06:18 WIB
SBY perintahkan panggil Dubes Singapura dan Korsel
ILUSTRASI. VP Investor Relations & Corporate Communications PT Surya Semesta Internusa Tbk (holding company of Suryacipta), Erlin Budiman saat berkunjung ke Redaksi KONTAN di Jakarta, Rabu (15/6/2022). Foto: KONTAN/Panji Indra


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Berita penyadapan yang diduga turut dilakukan Singapura dan Korea Selatan (Korsel) terhadap sejumlah negara di Asia termasuk Indonesia kini menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Untuk meminta kejelasan pemberitaan itu, SBY telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memanggil dan meminta penjelasan terkait penyadapan itu kepada Duta Besar Singapura dan Korsel.

SBY mengaku baru mendengar isu penyadapan itu dari media dan sejumlah warga negara Indonesia.  "Terhadap itu, saya sudah menginstruksikan Menlu untuk meminta penjelasan kepada Duta Besar Kedua negara tersebut," tutur SBY dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Selasa (26/11).

SBY mengaku sudah mendengar kabar bahwa Singapura dan Korsel ikut membantu Australia dan Amerika Serikat (AS) melakukan penyadapan komunikasi bawah laut di negara Asia. Kendati tidak spesifik menyadap Indonesia, tapi pemerintah merasa perlu meminta klarifikasi kepada kedua negara tersebut.

Sebelumnya dikabarkan Singapura dan Korsel disebut-sebut memainkan peran kunci membantu Amerika Serikat dan Australia dalam menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh Asia.

Seperti dikabarkan The Age, Senin (25/11/2013), ada peta rahasia Badan Keamanan AS (NSA) mengungkap AS dan partner unuk berbagi intelijen atau yang dikenal dengan 'Five Eyes', yang menyadap kabel serat optik berkecepatan tinggi di 20 lokasi di seluruh dunia.

Operasi penyadapan itu melibatkan kerja sama dengan pemerintahan lokal dan perusahaan telekomunikasi atau melalui operasi 'diam-diam dan rahasia'. Indonesia dan Malaysia disebut-sebut sebagai target kunci kerja sama intelijen Australia dan Singapura sejak 1970-an.

Banyak rute lalu lintas telekomunikasi dan internet dua negara melewati Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×