Sumber: Bloomber | Editor: Asnil Amri
MELBOURNE. Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengaku ingin melakukan perundingan melalui "round table security atau perundingan keamanan dengan Indonesia. Sebelumnya, perundingan kedua negara terhenti setelah maraknya tuduhan aksi mata-mata.
"Saya ingin memperdalam dan memperluas kerjasama dalam pekan-pekan dan dimasa yang akan datang," kata Abbott kepada wartawan di Melbourne hari ini (27/11). Ia bilang, adanya masalah yang terjadi antara kedua negara merupakan cara untuk memperdalam persahabatan.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghentikan kerjasama dengan pemerintah Abbott, terutama dalam pencegahan imigran gelap yang mencari suaka ke Australia. Selain itu, SBY telah menarik duta besarnya dari Canberra setelah ketegangan kedua negara mencapai titik tertinggi 14 tahun .
Dalam peristiwa ini, Abbott telah menulis surat kepada Yudhoyono dan berusaha memperbaiki hubungan setelah adanya tuduhan penyadapan ponsel pemimpin Indonesia oleh Australia.
“SBY mengusulkan agar kedua negara bertemu beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan isu yang beredar," kata Abbott. Selain itu, Abbott menambahkan, hubungan perdagangan tidak boleh rusak oleh sengketa yang terjadi.
Komentar Abbott datang dampak dari tuduhan aksi mata-mata ke seluruh Asia Tenggara. Kemarin, Malaysia memanggil duta besar Singapura setelah Sydney Morning Herald memberitakan adanya dokumen yang menyebutkan peran Singapura dalam membantu intelijen Australia dan AS di Malaysia dan juga Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News