kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SBY akan tetapkan sikap Demokrat setelah Rapimnas


Jumat, 16 Mei 2014 / 22:23 WIB
SBY akan tetapkan sikap Demokrat setelah Rapimnas
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di kantor cabang Bank Mandiri Kemayoran Jakarta, Rabu (14/12/2022). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/14/12/2022.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih memutuskan sikap politik menghadapi Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, setelah Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat yang digelar 18 Mei mendatang.

Selain masih berhitung kekuatan politik, Ia juga perlu mendengarkan aspirasi dari para kader dan anggota di daerah mengenai langkah apa yang baik untuk ditempuh.

"Segala sesuatunya akan gamblang, setelah kami laksanakan Rapimnas. Insya Allah pada tanggal 18 Mei 2014 mendatang. Kami harus mendengar suara Partai Demokrat," tutur SBY saat pengumuman pemenang konvensi Capres, di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Jumat (16/5).

Sebagai pimpinan partai, Ia sudah memiliki opsi dan pilihan. Tapi, menurutnya harus mendengarkan pikiran-pikiran dan aspirasi dari para pimpinan dan kader Partai Demokrat.

Karena itu, hingga saat ini masih menghitung kans politik dengan tepat, cermat dan benar. Sehingga jika Demokrat nantinya memilih mencalonkan Calon Presiden (Capres) sendiri, kata SBY, kemungkinan untuk menangnya itu cukup besar.

"Dalam konteks inilah, sebenarnya Partai Demokrat sekarang masih bekerja. Sisa waktu empat hari ini (pendaftaran Capres ke Komisi Pemilihan Umum/KPU) untuk pada saatnya menjatuhkan pilihan seperti apa," tandas SBY.

Kata SBY, namanya pilihan tentu juga harus ditimbang-timbang mungkin dan tidak mungkinnya, plus dan minusnya. Termasuk, imbuh SBY, dalam dunia politik pun, keuntungan dan kerugiannya, serta risikonya. "Semua tentu kita perhitungkan," tuturnya.

Membangun koalisi, lanjut SBY kemudian, tentu harus berangkat dari kehendak untuk berkoalisi. Karena tidak mungkin Partai Demokrat akan berkoalisi dengan sebuah kekuatan yang tidak memiliki kehendak apapun untuk berjuang bersama Demokrat.

"Nah, kalau itu sudah kita anggap tidak mungkin dilaksanakan Partai Demokrat atau sebuah koalisi, kita menuju pada kekuatan yang lain. Yang barangkali, menginginkan Partai Demokrat berkoalisi dengan kekuatan itu," ujarnya.

Akan tetapi, tegas SBY, tentu saja itu bukan sebuah cek kosong dan harus jelas betul platformnya serta sasaran untuk lima tahun mendatang. Termasuk kebijakan dan solusi yang akan diambil.

Menurutnya, Demokrat tidak mungkin bergabung dalam satu kubu jika tidak yakin dengan yang dijanjikan dan yang akan dilaksanakan itu tidak tepat buat bangsa ini.

Untuk itu, dengan pengalaman hampir 10 tahun memimpin negara ini, SBY mengaku mengetahui berbagai permasalahan dan tantangan, aspirasi dan kehendak rakyat. Pun mengetahui kemampuan dan batas kemampuan yang bisa dilakukan pemerintah serta mengetahui konteks regional dan global.

"Manakala Partai Demokrat tidak yakin, bahwa apa yang ditawarkan tidak bisa menjawab semuanya itu, tidak sesuai tantangan, tentu saja kami tidak gegabah begitu saja mendukung atau berkoalisi dengan sebuah kekuatan," tegasnya. (Andri Malau)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×