Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan
BOGOR. Pemerintah bertekad untuk menambah jumlah pasukan penjaga perdamaian. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat ini jumlah pasukan penjaga perdamaian Indonesia yang siap siaga hanya berjumlah 2.000 personel.
Jumlah itu, menurut SBY, harus ditingkatkan dalam dua tahun kedepan menjadi minimal 4.000 personel. "Dengan jumlah pasukan sebanyak itu Indonesia akan masuk ke dalam 10 besar di antara negara anggota Dewan Keamanan," ujar SBY, di Bogor, Senin (7/4).
Sementara itu, saat ini dengan jumlah 2.000 personil, Indonesia baru masuk 17 besar. Nah, untuk meningkatkan jumlah personil pasukan penjaga perdamaiannya, maka kualitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus ditingkatkan.
Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas TNI, pemerintah membangun pusat perdamaian dan keamanan Indonesia, atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC). IPSC sendiri diresmikan oleh SBY hari ini, di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Di kawasan perbukitan seluas 261 hektar tersebut, telah dibangun tujuh fasilitas yang bisa meningkatkan kemampuan taktis dan bahasa para prajurit TNI.
Dalam sambutannya, SBY juga bercerita, tentang banyaknya prajurit TNI yang tidak lolos seleksi menjadi pasukan penjaga perdamaian karena kendala bahasa ingris.
Ia juga menjelaskan, latar belakang pembangunan fasilitas tersebut karena Indonesia ingin meningkatkan perannya dalam menjaga perdamaian dunia. Hal itu sesuai dengan tujuan pembentukan negara Indonesia, dalam Undang-undang Dasar 1945.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News