Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono menyebut ada dua investor asing yang segera masuk di IKN. Adapun kedua investor tersebut akan menjajaki sektor properti.
Hal ini membawa angin segar bagi iklim investasi di IKN yang memang saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja menunjuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi IKN, di mana Basuki sebagai Wakil Ketua Satgas tersebut.
“Kita coba percepat ada dua dari luar negeri dari Jepang dan satunya itu China. Sektor perumahan tak hanya hotel ada kantor juga,” ujarnya saat ditemui di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (8/8).
Baca Juga: Jokowi Bentuk Satgas Percepatan Investasi di IKN, Bahlil Ditunjuk Jadi Ketua
Basuki mengungkapkan, sejauh ini sudah ada 472 surat minat investasi alias letter of intent (lol) yang telah tercatat pihaknya. Namun demikian, Basuki bilang, hanya ada 220 surat yang dikategorikan layak.
“Hanya 220-an yang layak disebut sebagai investor karena yang lainnya ada kontraktor, ada konsultan, ada supplier, itu saya minta dijawab supaya mereka tidak digantungkan,” ungkap dia.
Untuk tahap selanjutnya, lanjut Basuki, dari 220 investor yang masuk kategori layak tersebut, sebanyak 60 investor bakal dipercepat proses investasinya.
Lebih lanjut, Basuki menanggapi terkait ditunjuknya Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Satgas Percepatan Investasi di IKN. Menurutnya, pembentukan satgas ini merupakan ide lama.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Tak Terburu-Buru Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN
“Pak Bahlil membantu mempercepat, itu sudah lama, karena dulu Pak (Bambang Susantono) OIKN minta ada satgas untuk investasi,” terangnya.
Untuk diketahui, OIKN menargetkan investasi di IKN sepanjang tahun 2024 ini bisa mencapai Rp 100 triliun. Adapun realisasi investasi yang baru mencapai setengahnya atau sebesar Rp 51,35 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News