Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan terus meningkatkan jumlah testing Covid-19 sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Targetnya, jika suatu daerah mencatatkan positivity rate di bawah 5%, maka rasio tes minimal 1/1.000 penduduk per minggu.
Saat ini, rasio testing di Indonesia masih rendah. Ketua Bidang Penangan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Dr. Alexander Ginting mengatakan, program pelacakan kontak yang dulu dikerjakan Satgas Covid-19, sejak Maret 2021 ditarik ke Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) dan ternyata tidak berjalan optimal. Itu sebabnya, hasil testing Covid-19 masih rendah.
Makanya, mulai bulan Juli 2021 ini akan dikembalikan ke Satgas Covid-19 untuk melakukan testing. "Tracing lapangan dikerjakan oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) serta tracing dengan aplikasi silacak digital dikerjakan oleh Satgas Covid-19,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Minggu (25/7).
Baca Juga: Tanggapan Kemenkes soal ada 2.313 warga meninggal saat isolasi mandiri
Aplikasi silacak bertujuan untuk mencari dan memantau kontak erat dari kasus yang terkonfirmasi Covid-19 sehingga memudahkan untuk menemukan data terkonfirmasi dengan cepat dan akurat sehingga cepat pula memperoleh penanganannya.
Alexander menyebutkan, Satgas Covid-19 pernah melaksanakan program 3T yakni testing, tracing dan treatment sejak November 2020 sampai Maret 2021. Namun kemudian, dialihkan ke Kemenkes tetapi malah tidak terlaksana dengan baik.
“Kenapa tidak jalan, jawabannya ada di Kemenkes. Karena sewaktu ditangani testing oleh Satgas Covid-19, program ini memiliki 7.000 ribu tracer digital di Jawa, Bali, sebgaian Sumatera dan Kalimantan,” kata Alexander.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Baca Juga: Penjelasan Luhut Panjaitan soal kasus kematian pasien Covid-19 yang meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News