Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Setelah menerbitkan surat berharga negara (SBN) berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS), pemerintah akan menerbitkan SBN berdenominasi dua mata uang asing lainnya dalam waktu dekat, yaitu SBN berdenominasi euro (euro bond) dan SBN berdenominasi yen Jepang (samurai bond).
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Scenaider Siahaan. Menurutnya, pemerintah saat ini tengah melakukan persiapan penerbitan obligasi tersebut.
Meski demikian, penerbitan euro bond dan samurai bond tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Sebab, "Kelihatannya (penerbitan) samurai bond dulu, baru kemudian euro bond," kata Scenaider kepada KONTAN, Kamis (4/5).
Sementara tahun lalu, pemerintah menerbitkan euro bond terlebih dahulu di awal Juni, yang kemudian dilanjutkan dengan penerbitan samurai bond di pertengahan Juni. Adapun jumlah penerbitan masing-masing sebesar € 3 miliar dan ¥ 100 miliar.
Lebih lanjut Scenaider mengaku, penerbitan samurai bond tidak terpengaruh dengan waktu pengumuman hasil assessment salah satu lembaga pemeringkat utang internasional, Standard and Poor's (S&P). Sebab menurut Scenaider, selain memperhatikan peringkat utang Indonesia dari lembaga internasional, investor asal negeri Sakura itu juga memperhatikan peringkat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat utang domestiknya sendiri.
Sementara Indonesia telah mendapatkan peringkat layak investasi (investment grade) dari Japan Credit Rating Agency (JCR).
Adapun penerbitan euro bond kata dia, masih mencermati kondisi geopolitik di Eropa. Khususnya, Pemilihan Presiden (Pilpres) Prancis yang dilaksanakan di bulan ini.
Meski demikian, Scenaider belum mau menyebut lebih terperinci kapan penerbitan tersebut akan dilakukan. "Yang jelas rencana kami kan (penerbitan SBN global) di semester satu," tambah dia. Ia juga berharap nilai yang didapat dari penerbitan tersebut setidaknya sama dengan perolehan tahun lalu.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penerbitan samurai bond sebaiknya dilakukan setelah S&P mengumumkan hasil penilaiannya terhadap utang Indonesia. Kenaikan peringkat utang Indonesia oleh S&P bisa menjadi amunisi bagi pemerintah.
"Kalau diterbitkan setelah pengumuman S&P akan bagus, bond akan lebih murah. Kalaupun S&P kembali menahan peringkat utang Indonesia, setidaknya posisinya tidak banyak berubah," kata David.
Sementara penerbitan euro bond lanjut David, sebaiknya dilakukan pasca Pilpres Prancis agar kondisi geopolitik Eropa lebih jelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News