kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Samurai Bond batal terbit tahun ini


Kamis, 28 April 2011 / 08:34 WIB
Samurai Bond batal terbit tahun ini
ILUSTRASI. BYD Han diklaim sebagai mobil listrik tercepat di China


Reporter: Bambang Rakhmanto |

JAKARTA. Pemerintah membatalkan penerbitan obligasi dalam bentuk denominasi yen alias samurai bond pada tahun ini. Pembatalan ini menyusul pemangkasan prospek peringkat utang Jepang menjadi negatif oleh lembaga rating Standard and Poor’s (S&P).

Pembatalan mendadak ini menyimpang dari rencana semula. Sebab hingga bulan lalu, pemerintah menyatakan tetap akan menerbitkan samurai bond meski ketika itu ekonomi Jepang tampak suram akibat dampak tsunami, gempa, dan ancaman radiasi nuklir.

Pada rencana awal, pemerintah akan menutup kekurangan pendanaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 sebesar Rp 124,65 triliun melalui penerbitan tiga jenis surat utang negara. Ketiga surat berharga negara bertaraf internasional itu adalah sukuk global, obligasi global, dan samurai bond.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan, situasi yang terjadi di Jepang menjadi pertimbangan khusus untuk membatalkan penerbitan samurai bond meski obligasi ini dijamin oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Saat ini Jepang harus fokus dalam pemulihan negerinya pasca bencana. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia akan menunggu sampai proses pemulihan itu berjalan dengan baik. “Kami mungkin tidak akan menerbitkan samurai bond dulu supaya bisa ada ruang karena kita memahami kondisinya,” jelas bekas bankir Bank Mandiri itu.

Sebagai informasi, Standard and Poor’s (S&P) telah memangkas proyeksi peringkat utang Jepang dari stabil menjadi negatif.

Ini lantaran biaya rekonstruksi akan menambah utang Jepang menjadi yang terbesar di antara negara-negara maju. S&P memprediksi pembangunan kembali di negara ini akan memakan biaya hingga
¥ 50 triliun atau setara dengan US$ 613 miliar.

Namun Agus mengatakan, penurunan peringkat utang ini bukan hanya dialami oleh Negeri Sakura tetapi juga ada beberapa negara, seperti kawasan Eropa bahkan di Amerika Serikat.

Apa alternatifnya?

Sayangnya, Pemerintah Indonesia masih tutup mulut soal alternatif pengganti pembiayaan APBN dari samurai bond. Agus enggan menjawab ketika ditanya apakah alokasi pembiayaan samurai bond akan dialihkan ke global bond. "Tidak ada jawaban," ucapnya.

Namun menurut Dirjen Pengelolaan Utang Negara Rachmat Waluyanto, pembiayaan APBN 2011 masih aman. "Pemerintah juga masih tetap menerbitkan sukuk global tahun ini,” imbuhnya.

Ia menambahkan, pemerintah akan menunda penerbitan samurai bond sampai tahun depan. “Sampai pasarnya pulih dan peringkat Indonesia bisa investment grade. Jadi tidak perlu mendapat jaminan JBIC,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×