Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa (24/9), melaporkan, penyerapan belanja modal pemerintah oleh kementerian dan lembaga (K/L) masih lambat hingga Agustus 2019.
Belanja modal K/L tercatat hanya sebesar Rp 63 triliun atau turun 10,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 70,7 triliun. Lantas, realisasi belanja modal K/L hingga akhir Agustus baru memenuhi 33,3% dari pagu yang ditetapkan dalam APBN 2019 sebesar Rp 189,3 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui, pertumbuhan belanja modal oleh kementerian dan lembaga memang masih lambat. “Ini menjadi perhatian karena K/L dalam merealisasi belanja modal masih sangat lambat polanya, sama seperti pola dua tahun sebelumnya,” tutur dia dalam Konferensi Pers APBN KiTa 2019.
Jika ditilik pada tahun sebelumnya, serapan belanja modal pada periode Januari-Agustus memang selalu rendah. Tahun 2017, realisasi belanja modal pemerintah hanya 33,4% dari target. Begitu juga pada 2018, realisasi belanja modal hanya penuhi 34,7% dari pagu.
Baca Juga: Optimalkan penerimaan pajak, Apindo minta sektor ini untuk digenjot
Sri Mulyani meminta agar kementerian dan lembaga dapat segera merealisasikan belanja modalnya. “Terutama K/L yang memiliki peranan penting dalam merealisasi belanja modal supaya bisa membelanjakan karena ini sangat penting untuk mendukung perekonomian yang mengalami tekanan cukup berat dari luar,” ujar Menkeu.
Apalagi, belanja modal didominasi oleh belanja untuk pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan yang merupakan faktor pendorong investasi pemerintah.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani menambahkan, realisasi belanja modal oleh kementerian dan lembaga memang memiliki pola yang sama setiap tahunnya, yaitu baru terealisasi secara signifikan jelang akhir tahun.
“Selain itu, eksekusi belanja modal itu juga biasanya memang belakangan. Beda dengan belanja non-modal. Karena (belanja modal) butuh proses lebih panjang seperti pembebasan lahan,” tuturnya.
Baca Juga: Penerimaan negara makin tertekan, defisit APBN melebar jadi 1,24% dari PDB di Agustus
Hambatan lainnya dalam realisasi belanja modal, antara lain pinjaman (loan) yang belum efektif, atau kegiatan kontrak tahun jamak yang masih dalam proses persetujuan.
Meski begitu, Askolani bilang, realisasi belanja modal pada akhirnya akan tetap terpenuhi. Dalam prognosisnya, Kemenkeu memproyeksi (outlook) realisasi belanja modal pemerintah mencapai 91,6% dari target atau sebesar Rp 173,35 triliun pada akhir 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News