Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Litigasi Public Relations (PR )berperan penting dalam membantu sebuah perusahaan ketika tersangkut masalah hukum. Perannya menjadi sangat penting di era informasi yang begitu terbuka seperti sekarang.
“Litigasi PR ini hadir karena saat ini semakin banyak orang yang mulai membawa setiap masalahnya ke ranah hukum serta mempublikasikannya ke media,” kata Widyaretna Buenastuti, director dan senior consultant di Inke Maris & Associates saat berbicara pada acara live Instagram @2n_prnavigation di Jakarta, Jumat (16/7).
Diskusi tersebut, dipandu oleh Firsan Nova yang menjadi co-founder dari 2N PR Navigation. Kegiatan tersebut digelar secara daring.
Widyaretna mengatakan, ketika sudah ada media yang terlibat dalam masalah yang muncul maka hal itu tidak bisa hanya ditangani oleh bagian legal saja. "Tetapi PR juga harus berperan aktif untuk menjaga reputasi perusahaan," jelasnya.
Baca Juga: Persaingan Ketat Produk Konsumer, Ada Indomie, So Klin dan Mie Sedaap
Widyaretna menjelaskan litigasi PR ini sesungguhnya merupakan bentuk kolaborasi dari tiga cabang keilmuan, yakni hukum, komunikasi, dan advokasi. "Untuk menjadi expert di bidang Litigasi PR ini maka seorang PR harus memahami tentang hukum, dunia media, dan juga tentang PR itu sendiri," katanya.
Pada era di mana informasi berjalan sangat cepat melalui media sosial dan media massa, Widyaretna mengatakan, kolaborasi dari tiga cabang keilmuan itu menjadi berperan sangat penting dalam menjaga keberlangsungan perusahaan.
"Percuma terbukti tidak bersalah secara legal, tetapi reputasinya malah tercoreng," ujarnya.
Setiap ada permasalahan hukum yang dialami perusahaan, kata Widyaretna, maka hal itu harus bisa diminimalisasi dengan pengelolaan proses komunikasi. Hal ini diperlukan, kata dia, agar masalah hukum tersebut tidak berkembang menjadi risiko hukum yang lebih besar.
Baca Juga: Pentingnya vaksinasi bagi anak sebelum sekolah tatap muka
"Di sinilah peran PR harus dioptimalkan" kata wanita yang juga berprofesi sebagai dosen.
Widyaretna mengatakan terdapat tiga tahapan dari proses litigasi, yakni pre-trial, trial, dan post-trial. Untuk melakukan litigasi dengan baik PR perlu berkolaborasi dengan lawyer atau bagian legal.
Sementara itu, Firsan Nova yang juga CEO Nexus Risk Mitigation menambahkan dalam situasi semacam ini PR harus melakukan mitigasi terhadap dampak hukum. Lalu dalam konteks litigasi PR, ia menyebut, seorang praktisi PR juga harus mampu merespons setiap persoalan hukum dengan membingkainya melalui pemberitaan.
"Perang saat ini ada di dua arena, perang opini publik dan perang di ranah hukum. Di sinilah PR dan litigasi PR itu menjadi sangat diperlukan," ujarnya.
Selanjutnya: Kekerasan Berbasis Gender Online Alami Peningkatan, Cegah dengan Etika Digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News