Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah yang terus melemah memberikan dampak terhadap produktifitas buruh.
Meski tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK), namun penyesuaian jam kerja akan dilakukan oleh sebagian besar pengusaha khususnys di sektor elektronik dan otomotif.
Kedua sektor itu merupakan yang paling terbebani pelemahan rupiah karena mayoritas komponen didatangkan dari impor.
Sedangkan untuk penjualannya dilakukan di dalam negeri. Hanya sebagian saja produksi elektronin dan otomotif yang diekspor.
"Pengusaha pasti tidak mau adanya PHK. Namun, mereka akan mengatur jam kerja yang awalnya 3 menjadi 2 shift. Pengusaha sudah lebih kuat karena akan tetap bertahan," Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Tenaga Kerja Benny Soetrisno, Selasa (25/8).
Menurut Benny, buruh merupakan aset yang berharga bagi perusahaan. Pasalnya, bila dilakukan PHK, maka beban perusahaan untuk memberikan pesangon dan tunjangan kepada buruh akan besar.
Selain itu, bila melakukan PHK maka perusahaan harus melakukan pelatihan baru kepada buruh yang masuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News