Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Syariah Indonesia (BSI) melihat pelemahan rupiah akan berdampak pada peningkatan pembayaran utang luar negeri (ULN) Indonesia secara nominal.
Hanya saja, ULN pada Agustus 2023 tercatat US$ US$ 395,1 miliar atau lebih rendah dibandingkan Juli 2023 sebesar US$ 397,1 miliar yang didorong oleh ULN sektor publik dan swasta.
"Penurunan ULN sektor publik terutama didorong oleh menurunnya kepemilikan SBN oleh non-residen," ujar Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya kepada Kontan.co.id, Senin (16/10).
Banjaran bilang, non-residen tercatat outflow di pasar surat berharga negara (SBN) dari Agustus hingga September, berturut-turut sebesar Rp 8,9 triliun dan Rp 23,2 triliun setelah pada Juli 2023 tercatat inflow sebesar Rp 8,3 triliun.
Baca Juga: Ekonom: Tren Surplus Neraca Perdagangan RI Masih Bisa Berlanjut
Perkembangan terkini, selama Oktober hingga 12 Oktober, non-residen sudah mencatatkan outflow sebesar Rp 8,1 triliun.
Sehingga, menurutnya turunnya ULN sektor publik akibat turunnya posisi non-residen merupakan salah satu dampak dari pelemahan nilai tukar Rupiah, competitiveness imbal hasil domestik dan ketidakpastian pasar keuangan yang meningkat.
Banjaran memperkirakan, ke depannya ULN sektor publik September 2023 tetap turun sejalan dengan outflow non-residen yang berlanjut dan lebih tinggi dibandingkan Agustus 2023. Di sisi lain, ULN swasta juga turun terutama didorong oleh non financial corporation.
"Secara umum, dampak pelemahan Rupiah terhadap risiko ULN diperkirakan tetap minim meningkat ULN didominasi oleh ULN jangka panjang," imbuh Banjaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News