kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.081   97,33   1,39%
  • KOMPAS100 1.057   16,61   1,60%
  • LQ45 831   13,59   1,66%
  • ISSI 214   2,10   0,99%
  • IDX30 423   7,32   1,76%
  • IDXHIDIV20 510   8,15   1,62%
  • IDX80 120   1,80   1,52%
  • IDXV30 125   0,63   0,51%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Pemangkasan Suku Bunga The Fed Buka Peluang BI Turunkan BI Rate


Minggu, 03 November 2024 / 17:33 WIB
Pemangkasan Suku Bunga The Fed Buka Peluang BI Turunkan BI Rate
ILUSTRASI. ilustrasi Suku Bunga, Jakarta (04/06). Kontan/Panji Indra. Ekonom menilai rencana pemangkasan suku bunga oleh The Fed membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mengikuti langkah serupa.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunganya dalam minggu mendatang, tepat setelah pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Dengan kondisi tersebut, Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual menilai bahwa rencana pemangkasan suku bunga oleh The Fed membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mengikuti langkah serupa.

Kendati begitu, David memperingatkan bahwa The Fed kemungkinan tidak akan terlalu agresif dalam melonggarkan kebijakan moneternya, mengingat kondisi ekonomi Amerika Serikat yang masih relatif kuat.

"Kalau The Fed melakukan pemangkasan suku bunga, ruang penurunan BI rate cukup terbuka," ujar David kepada Kontan.co.id, Minggu (3/11).

Baca Juga: Dinamika Pasar Global Membikin Rupiah Kembang Kempis

Saat ditanya tentang potensi dampak penurunan suku bunga terhadap daya tarik investasi, david menekankan pentingnya menjaga keseimbangan khususnya daya tarik nilai tukar Rupiah.

"Tetap diperhatikan juga eksternal balancing, terutama daya tarik Rupiah tentunya," katanya. 

Oleh karena itu, meski peluang untuk pelonggaran kebijakan moneter di Indonesia terbuka, David menekankan bahwa pengaruh nilai tukar Rupiah harus menjadi perhatian utama BI dalam mengambil keputusan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai bahwa BI masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) seiring dengan tren penurunan suku bunga oleh The Fed.

Menurutnya, meskipun ada potensi tekanan terhadap nilai tukar Rupiah, selisih imbal hasil (yield spread) antara US Treasury dan Surat Berharga Negara (SBN) masih cukup lebar.

"Imbal hasil SBN ini kan tinggi sekali ya, investor parkir di SBN masih mendapat selisih 3% lebih dari US Treasury untuk tenor 10 tahun," katanya.

Hal ini, menurutnya, memberikan ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneternya tanpa mengkhawatirkan arus keluar modal secara signifakan.

Bhima juga menekankan pentingnya BI untuk menurunkan suku bunga demi mempercepat transisi penurunan suku bunga kredit perbankan.

"Sektor riil sedang butuh stimulus moneter melalui penurunan bunga kredit bank. Sudah saatnya BI berpihak ke sektor riil," katanya.

Dalam proyeksi Bhima, suku bunga BI diperkirakan berada di kisaran 5,5% hingga 5,75% hingga akhir tahun nanti. 

Baca Juga: Likuiditas Mengetat, DPK Bank Bermodal Kecil Tumbuh Mini di Kuartal III-2024

Selanjutnya: Hujan Petir Guyur Wilayah Ini, Cek Prakiraan Cuaca Besok (4/11) di Jawa Barat

Menarik Dibaca: Hujan Petir Guyur Wilayah Ini, Cek Prakiraan Cuaca Besok (4/11) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×