Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diperkirakan kembali memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2025.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan BI-Rate akan dipangkas menjadi ke 4,50% pada periode ini, meskipun ruang untuk jeda masih terbuka bila tekanan pasar keuangan kembali meningkat menjelang keputusan The Fed.
“Dasarnya, tingkat kebijakan saat ini berada jauh di atas inflasi inti yang relatif stabil sehingga suku bunga riil tetap tinggi. Dengan selisih lebih dari 2% terhadap perkiraan inflasi inti tahun depan, ruang pelonggaran masih tersedia tanpa mengorbankan tujuan menjaga daya beli.” Tutur Josua kepada Kontan, Selasa (21/10/2025).
Baca Juga: BI Diproyeksi Pangkas BI Rate 25 Bps Jadi 5,5% di Bulan Ini, Begini Kata Bank Mandiri
Meski demikian, Josua menilai terdapat dua alasan apabila BI bisa memilih jeda pemangkasan BI-Rate pada Oktober 2025 ini.
Pertama, kalender waktu RDG yang jatuh sekitar sepekan sebelum Federal Open Market Committee (FOMC) meningkatkan ketidakpastian arah The Fed.
Menurutnya, jika The Fed menahan suku bunga lebih lama, selisih suku bunga BI dan The Fed dapat menyempit ke kisaran yang sangat rendah secara historis sehingga BI berpotensi menunda pelonggaran untuk menjaga insentif memegang aset rupiah.
Kedua, pemangkasan mengejutkan pada pertengahan September sempat direspons pasar dengan penguatan permintaan lindung nilai dolar, sehingga pemangkasan berturut-turut bisa dibaca sebagai sinyal toleransi lebih besar terhadap pelemahan rupiah.
“Naskah menekankan kedua pertimbangan ini, termasuk risiko sinyal kebijakan yang tidak diinginkan apabila pelonggaran dilakukan dua bulan berurutan,” ungkapnya.
Baca Juga: Bank Indonesia Pangkas BI Rate 25 bps Jadi 4,75%
Josua menambahkan, terdapat pula faktor teknis domestik yang perlu dicermati. Di antaranya, jadwal jatuh tempo instrumen operasi moneter berbasis rupiah di Oktober–November meningkat dibanding September 2025, sementara aliran portofolio masih berpotensi negatif walau berkurang.
Kombinasi keduanya, kata Josua, dapat memperketat kondisi pasar uang dalam jangka pendek. Dalam situasi seperti ini, menurutnya, BI bisa tetap memangkas tetapi menyeimbangkannya dengan operasi pasar yang lebih aktif untuk memastikan likuiditas perbankan tidak mengetat dan volatilitas rupiah tetap rendah.
“Dari sisi dampak, apabila BI memangkas 25 bps, penurunan bertahap suku bunga kredit dan imbal hasil obligasi tenor pendek kemungkinan berlanjut,” ungkapnya.
Sementara itu, ia menilai dampak pemangkasan suku bunga pada periode ini, efeknya terhadap kredit konsumsi dan modal kerja biasanya tidak seketika, tetapi arah biaya dana perbankan akan turun seiring likuiditas yang lebih longgar.
Baca Juga: Bank Indonesia Diprediksi Pangkas BI-Rate 25 bps pada Agustus 2025 Ini
Untuk pasar surat utang negara, ruang penguatan harga terbuka pada tenor pendek-menengah, dengan catatan sentimen global tidak memburuk tajam.
Untuk rupiah, pelonggaran yang dikomunikasikan dengan kuat dan didampingi intervensi yang tepat sasaran biasanya tidak menimbulkan gejolak yang tidak perlu karena pasar telah menimbang ruang pelonggaran dari sisi inflasi dan pertumbuhan.
Sebaliknya, Josua menilai, apabila BI memilih untuk mempertahankan suku bunga, tujuannya kemungkinan untuk mengelola ekspektasi pasar mendekati FOMC dan menunggu tekanan arus keluar benar-benar mereda.
Ia membeberkan, jeda tidak berarti siklus pelonggaran berakhir, dan lebih merupakan upaya menata ritme agar penurunan suku bunga tidak memicu interprestasi yang keliru.
Baca Juga: Ini Pernyataan Lengkap Gubernur BI Usai Pemangkasan BI Rate Jadi 5%
“Dengan fondasi inflasi inti yang stabil, surplus perdagangan yang kuat, dan cadangan yang memadai, ruang pelonggaran tetap terbuka pada pertemuan berikutnya selama kondisi global bersahabat,” tandasnya.
Selanjutnya: Penutupan Pemerintahan AS Diperkirakan Berakhir Pekan Ini
Menarik Dibaca: 3 Zodiak yang Sedang Menarik Karma Baik, Ada yang Percintaannya Berkembang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News