kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.204   76,00   0,47%
  • IDX 7.216   -16,49   -0,23%
  • KOMPAS100 1.066   1,18   0,11%
  • LQ45 842   -1,96   -0,23%
  • ISSI 215   0,77   0,36%
  • IDX30 433   -1,07   -0,25%
  • IDXHIDIV20 518   -0,36   -0,07%
  • IDX80 122   0,04   0,04%
  • IDXV30 124   0,15   0,12%
  • IDXQ30 142   -0,18   -0,12%

RPJMN 2020-2024 segera rampung, berikut target makroekonomi pemerintah


Kamis, 17 Januari 2019 / 19:08 WIB
RPJMN 2020-2024 segera rampung, berikut target makroekonomi pemerintah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tengah dalam proses penyelesaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam rancangan tersebut, tertuang sejumlah target makroekonomi pemerintah yang hendak dicapai dalam kurun lima tahun ke depan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menargetkan, pertumbuhan ekonomi 2020-2024 berada dalam rentang 5,4% - 6%. Adapun, target pertumbuhan ekonomi secara rata-rata sebesar 5,7%.

Sementara itu pertumbuhan sektor manufaktur dipatok di kisaran 5,4%-7,05%. Bersamaan dengan Produktivitas Faktor Total (TFP) yang diproyeksi mencapai 10%-50%

Dalam periode 2020 hingga 2024, pemerintah juga mengharapkan angka pengangguran bisa terus turun hingga sekitar 4,0%-4,6%.

Bicara soal target angka kemiskinan, pemerintah jauh lebih optimistis. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat kemiskinan Indonesia mengalami penurunan menjadi 9,66% per akhir Desember 2018. 

Tahun ini, Bambang memperkirakan, kemiskinan bisa terus turun mendekati 9%. Sementara, dalam RPJMN selanjutnya, Bappenas mematok angka kemiskinan di level 5,0% sampai 5,7%.

"Angka itu memang target yang ambisius yaitu menjurus ke 5%, tapi ini kan dalam jangka lima tahun, jadi ya mudah-mudahan," ujar Bambang, Kamis (17/1).

Selain itu, Bappenas menargetkan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur melalui rasio gini juga bisa terus membaik. Akhir tahun lalu, rasio gini membaik dari sebelumnya 0,389 menjadi 0,384.

Tahun 2019, rasio gini diharapkan bisa makin turun ke level 0,38. Periode 2020-2024, angka rasio gini dipatok bisa berada pada 0,371-0,373.

"Itu tingkat yang kami anggap cukup aman meski bukan yang terbaik untuk menjaga gejolak dari ketidakmerataan," ujar Bambang.

Alasannya, di tengah semangat Revolusi Industri 4.0, pemerintah juga mesti menjaga dampak ketimpangan yang berpotensi muncul. Terutama, memastikan tenaga kerja dapat mengakses pasar yang semakin spesifik dan memerlukan kemampuan menengah hingga tinggi.

"Kita upayakan kemiskinan terus berkurang dan pada saat yang sama, orang-orang yang sudah keluar dari garis kemiskinan bisa terus bekerja atau berusaha secara berkesinambungan di tengah revolusi industri," tutur Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×