Reporter: Barly Haliem, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masih berperang melawan pandemi corona (Covid-19). Di tengah upaya tenaga medis berjuang menangani para pasien corona, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dr Abraham Andi Padlan Patarai, mengungkapkan curahan hatinya.
Abraham melayangkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Salinan suratnya beredar di media sosial, yang juga diperoleh KONTAN. Di dalam surat tertanggal 10 April 2020, Abraham mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi terkini penanggulangan wabah corona.
Dia menyoroti dan mengkritisi sejumlah hal, mulai dari jumlah kasus yang terus bertambah hingga minimnya pasokan alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis. Bahkan, di saat genting ini, masih ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi untuk mengail untung dengan mengerek harga APD secara brutal.
Berikut ini isi lengkap surat terbuka Abraham untuk Presiden Jokowi yang berjudul "Negaraku Jangan Kalah".
Yang Mulia Bapak Presiden
Hari ini Jum’at, 10 April 2020, tepat 40 hari sejak Yang Mulia Bapak Presiden mengumumkan kasus konfirmasi pertama Covid-19 di Indonesia, saat ini telah berkembang sedemikian pesat menjadi 3.512 orang terkonfirmasi positif, 306 orang (8,7%) meninggal dunia, dan 282 orang (8,0%) dinyatakan sembuh.
Jumlah kasus konfirmasi baru jauh melampaui jumlah yang dinyatakan sembuh, bahkan jumlah korban yang meninggal melebihi pasien yang sembuh. Itu pun dari angka kasus konfirmasi, belum terhitung yang meninggal dari kasus PDP. Miris dan menyedihkan sekali tragedi kemanusiaan ini.
Makin hari jumlah kasus konfirmasi dan yang meninggal makin bertambah, sebaran penyakitnya pun kian merata dan meluas hingga pelosok negeri tercinta ini.
Menimbulkan keresahan, kepedihan mendalam dan kepiluan yang mengharu biru hingga sudut negeri.
Yang Mulia Bapak Presiden
Lupakan perkataan menterimu bahwa “corona penyakit yang sembuh sendiri”. Lupakan ucapan menterimu bahwa harga APD tinggi karena “salahmu kok beli”. Lupakan janji menterimu bahwa pada 31 Maret 2020 ada 4,7 juta masker produksi BUMN siap disebar ke seluruh negeri, yang belakangan diakui "belum ada BUMN produksi APD”.
Yang Mulia Bapak Presiden
Lihat setiap hari berapa banyak rakyat negeri ini mati, lihat berapa banyak rakyat negeri ini yang terbaring sesak di ruang isolasi tanpa bisa ditunggui sanak famili. Lihat berapa banyak setiap hari pertambahan kasus konfirmasi, hanya dari yang diseleksi untuk dilakukan tes konfirmasi.
Sementara di sana-sini masih banyak yang menunggu dijadwalkan tes, masih belum ada dacron swab dan VTM, dengan kondisi yang penuh iba, dengan kondisi yang sengsara, dengan kondisi yang terbaring sendiri tanpa didampingi anggota keluarganya, entah sampai berpisah atau semoga bisa bertemu dan berkumpul kembali dengan
keluarganya.
Lihat di sana-sini, di seluruh pelosok negeri ini, ratusan ribu dokter dan tenaga kesehatan resah, susah, gundah, gelisah dan marah karena APD makin langka, harganya makin menggila. Sementara nurani mereka terusik, tidak tega menyaksikan pasiennya penuh harap dalam derita tiada tara.
Haruskah mereka bertaruh nyawa dengan APD seadanya, mereka melawan musuh yang tidak kelihatan dengan balutan plastik yang sama dengan yang pernah Yang Mulia Bapak Presiden kenakan saat puluhan kamera mengabadikan bapak ditengah rinai hujan. Ya, dengan memakai plastik jas hujan saja.
Lihatlah jumlah sejawat kami para dokter yang meninggal dunia sudah lebih dari 30 orang. Sampai berapa lagi yang harus dijumlahkan dalam daftar kematian yang mengenaskan ini.
Satu saja dari para dokter mati, perlu waktu bertahun-tahun untuk menjadikan pengganti. Beda dengan Menteri-menteri yang Bapak miliki, satu saja mati, esok hari berbondong yang mengajukan diri.
Yang Mulia Bapak Presiden
Lakukan… lakukan… lakukanlah amanat dipundakmu sebagai Presiden di negeri ini. Jalankan… jalankan… jalankanlah bunyi pasal-pasal Undang Undang Dasar negara ini. Itu amanah yang engkau minta ada dipundakmu, ini beban yang Engkau minta diletakan dipunggungmu.
Jangan kau tumpahkan kepada rakyatmu, jangan kau biarkan membebani derita negerimu.
Gunakan kepalan tanganmu, gunakan ujung telunjukmu, gunakan suara kerasmu. Perintahkan para menterimu, aparatmu, jenderalmu, TNI dan Polisi yang ada dikendalimu. Kuasai seluruh negeri ini, atur hingga ke pelosok negeri ini, perintahkan seluruh rakyatmu.
APD harganya melangit, mencekik dan menjerat, langka tapi faktanya ada. Ada, iya ada. Tapi ada nan tega menjual dengan harga yang fantastis, ada yang tega mengambil laba luar biasa dikala duka, ada yang tega mengiris saudaranya ditengah krisis.
Negaraku hadirlah, kuasai seluruh cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Beli seluruh produksi dari pabrik yang ada di seluruh pelosok
negeri ini.
Datangkan sebanyak-banyaknya dari luar negeri. Kuasai semuanya, bagikan untuk sebesar-besarnya kemanfaatan bagi rakyatmu. Tegakan hukum, jeratlah dengan hukum pada siapa saja yang menjual APD dengan harga tinggi, gunakan banyak Undang-Undang untuk menghadang tindakan mereka. Wahai negaraku, lawanlah, perkasalah, …. Janganlah Negaraku KALAH.
Yang Mulia Bapak Presiden
Raihlah tangan-tangan rakyatmu yang memohon pertolongan, mereka yang menunggu uluran tali di tengah derasnya arus sebaran Covid-19 yang mematikan. Lemparlah sebanyak-banyaknya tali, selamatkan dengan jaring-jaring dan angkatlah mereka dari kemalangan dan kedukaan ini.
Lakukanlah sebanyak-banyaknya tes antigen corona virus, temukan sebanyak-banyaknya rakyatmu yang terpapar virus corona, amankan, ambil dan lakukanlah layanan kesehatan yang sesuai standar.
Siapkanlah sebanyak-banyaknya rumah sakit, sehingga tidak akan ada satu orang pun yang kesulitan mencari rumah sakit hingga terkapar tak terobati.
Jangan ada di kemudian hari di kedukaan abad ini akan mencatat namamu sebagai pemimpin yang terlena dan tak berdaya mengahadapi corona. Jangan ada cerita pada cucu cicitmu nanti, negara ini kalah di kala dipimpin kakek buyutnya yang tak siaga melawan corona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News