Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Pemerintah akan menyodorkan proposal pinjaman kepada Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk mendanai empat proyek pembangunan nasional.
Total pembiayaan yang akan diminta ke lembaga multilateral baru tersebut mencapai sekitar US$ 1 miliar.
Wismana Adisuryadibrata, Deputi Bidang Pendanaan pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan, empat proyek tersebut dipilih berdasarkan hasil identifikasi daftar rencana pinjaman jangka menengah periode 2015-2019 atau dikenal dengan Buku Biru (Blue Book) yang belum diminati kreditur sebelumnya.
"Potensi proyek ke AIIB dari Blue Book ada empat proyek dengan jumlah total US$ 1 miliar," ujar dia di kantornya, akhir pekan lalu.
Keempat proyek yang dimaksud yakni, pertama, pembangunan dan perbaikan jalan nasional di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur dengan nilai pinjaman US$ 250 juta.
Untuk proyek perbaikan jalan sepanjang 200 kilometer (km) tersebut, pemerintah juga menyiapkan dana pendamping dari APBN senilai US$ 50 juta.
Kedua, pengadaan barang transportasi perkeretaapian tahap ketiga senilai US$ 292,37 juta.
Pembiayaan proyek tersebut akan dialokasikan untuk pengadaan material jalur kereta api sepanjang 3.000 km serta 350 unit jalur persimpangan (turnout).
Ketiga, proyek improvment on TV transmitting station atau digitalisasi TVRI senilai US$ 411 juta.
Terakhir, pemerintah juga akan meminjam dana ke AIIB untuk pembiayaan proyek peningkatan fasilitas air bersih untuk sejumlah daerah atawa proyek IKK water supply program senilai US$ 50 juta.
Menurut Wismana, meskipun sudah memetakan akan mengajukan pinjaman empat proyek tersebut ke AIIB, namun belum ada kepastian seluruhnya bisa dimplementasikan dalam waktu dekat.
Sebab, Bappenas juga harus memastikan perencanaan proyek mulai dari dokumen perencanaan maupun terkait kesiapan lahannya.
Dia menambahkan, jika perencanaan proyek-proyek tersebut sudah siap, Bappenas akan memasukkan dalam daftar rencana proyek pinjaman luar negeri alias Green Book periode 2016 dan dapat diimplementasikan mulai anggaran 2017 depan.
"Belum tentu semua proyek akan masuk green book 2016, dan sekarang green book masih dalam penyusunan bersama kementerian terkait," ujar Wismana.
Bisa bertambah
Rencana pinjaman dari AIIB berpotensi akan tumbuh mengingat dari total rencana pembiaayaan Blue Book 2015-2019 ada sekitar US$ 8 miliar proyek yang belum terindentifikasi lembaga krediturnya.
Wismana bilang, pihaknya masih perlu memastikan kecocokan skema pinjamannya.
Maklum, lembaga multilateral yang beranggotakan 57 negara ini baru efektif per 16 Januari lalu.
"Kami perlu lihat kejelasan skema-skema pinjaman yang dimiliki AIIB seperti apa," kata Wismana.
Selain itu, Sofyan Djalil, Menteri PPN/Kepala Bappenas mengatakan, tengah merumuskan revisi Blue Book untuk memasukkan proyek-proyek lain yang semula dibiayai dengan APBN diubah menjadi pembiayaan luar negeri.
Sehingga, potensi masuknya AIIB untuk mendanai proyek baru tersebut terbuka.
Tapi, ia belum memastikan daftar-daftar proyek baru tersebut.
"Blue book akan kami revisi, kalau ada proyek yang belum ada rencana financing bisa kami tawarkan ke AIIB, dan mereka juga kan baru siap kasih pinjaman pertama mulai kuartal III 2016," kata Sofyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News