kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,19   -1,32   -0.14%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI Perlu Dorong Penguatan Kerja Sama dengan Korsel di Bidang Perdagangan Investasi


Rabu, 13 Desember 2023 / 23:08 WIB
RI Perlu Dorong Penguatan Kerja Sama dengan Korsel di Bidang Perdagangan Investasi
ILUSTRASI. Bendera Korea Selatan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia telah menjalin kerja sama bilateral dengan Korea Selatan selama 50 tahun. 

Dalam lima abad kerja sama, Korea Selatan pun memegang peran cukup penting dalam bidang ekonomi Indonesia. 

Seperti, Korea Selatan masuk ke dalam lima besar negara mitra dagang utama Indonesia. Juga masuk ke dalam 10 besar negara penanam modal di Indonesia. 

Baca Juga: Sandiaga Uno: Wisatawan Mancanegara Tembus 11,5 Juta Orang pada Tahun 2023

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memandang, Indonesia perlu untuk mendorong kerja sama lebih erat dengan Korea Selatan. 

Pasalnya, negara ginseng tersebut memiliki potensi yang besar baik itu dalam bidang investasi maupun perdagangan. 

“Bisa makin diperluas cakupan kerja sama. Misalnya dalam investasi, bisa membidik sektor dengan nilai tambah tinggi dan berpotensi mendorong alih teknologi,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id Rabu (13/12). 

Apalagi mengingat, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang berhasil dalam proses industrialisasi. Selain itu, teknologi Korea Selatan juga mumpuni. 

“Makanya, kita harus mendorong secara optimal agar investasi Korea Selatan bisa masuk ke Indonesia, terutama pada sektro yang bernilai tambah tinggi,” tambah Riefky. 

Selain itu, dalam hal perdagangan, ia mengapresiasi perjanjian perdagangan bilateral yang sudah dijalin oleh Indonesia dan Korea Selatan.

Baca Juga: Kerjasama Pengunaan Mata Uang Lokal RI-Korsel Berbuah Manis

Menurutnya, perjanjian perdagangan ini bisa makin dimaksimalkan, agar potensi perdagangan internasional Indonesia makin besar. 

Meski demikian, Riefky tetap mengingatkan bahwa ada tantangan dalam hubungan bilateral keduanya. Tantangan ini berasal dari luar negeri, yaitu konflik geopolitik yang memberi gonjang-ganjing dalam rantai pasok global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×