kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Rhoma: Tidak ada hubungannya dengan Mendikbud


Jumat, 28 Februari 2014 / 11:32 WIB
Rhoma: Tidak ada hubungannya dengan Mendikbud
ILUSTRASI. Ilustrasi IPO atau Go Public; initial public offering; bursa efek indonesia; bei; KONTAN/Daniel Prabowo/4/11/2016


Sumber: Warta Kota | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Rhoma Irama atau yang akrab disapa Bang Haji, menyikapi santai terkait pro-kontra gelar profesor yang disandangnya.

"Maklum, ini kan tahun politik. Gelar itu saya terima tahun 2005, kenapa baru sekarang ramainya? Makanya saya menanggapinya biasa-biasa saja," kata Rhoma, Kamis (27/2) malam, seperti dikutip dari Warta Kota.

Pimpinan Soneta Grup itu menuturkan, dia menerima gelar profesor itu dari pemberian American University of Hawaii. Ia dinobatkan sebagai profesor musik. Hal itu karena Rhoma dianggap sebagai guru musik dangdut di Indonesia.

Bahkan guru besar musik di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, Profesor Andrew Weintraub juga telah mengkaji lagu-lagu karya Rhoma. "Karena diberi (gelar profesor musik) saya mengapresiasinya dan saya bersedia menerimanya," kata pelantun lagu Begadang itu.

Rhoma mengatakan, gelar profesor yang disandangnya kini menjadi ramai dipersoalkan karena imbas dari kasus jual beli gelar yang sempat merebak.

"Yang salah itu kalau membeli gelar atau titel untuk kepentingan tertentu. Misalnya untuk pekerjaan, jabatan, baru bisa dibilang pidana. Kalau saya kan diberi, karena atas pertimbangan yang selama ini saya lakukan di musik dangdut. Dan saya mengapresiasi pemberian gelar sebagai profesor musik itu," katanya.

Secara pribadi Rhoma menegaskan, adanya pro dan kontra soal gelarnya itu ia kembalikan ke masyarakat agar menilainya sendiri. "Pro dan kontra, faktor like and dislike adalah sesuatu yang wajar. Itu sudah hukum alam. Jadi saya biasa saja menanggapinya," jelas Rhoma.

Saat menyinggung soal baliho yang mencantumkan namanya dengan gelar profesor, baginya bukan suatu masalah. "Karena mereka tahu dan mengikuti perkembangan saya dari tahun 2005 bahwa gelar itu sudah ada. Jadi nggak ada yang perlu dipermasalahkan," kata Rhoma.

Rhoma sebaliknya mempertanyakan penilaian Kemendikbud. Menurut Raja Dangdut itu, gelar profesor honoris causa berasal dari penilaian masyarakat. Tidak seperti gelar profesor biasa yang harus berlatar belakang akademis. "Nggak ada kaitan dengan Kemendikbud," kata Rhoma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×