kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rhoma ingin realistis tentang peluang jadi capres


Senin, 14 April 2014 / 22:58 WIB
Rhoma ingin realistis tentang peluang jadi capres
ILUSTRASI. Aswagandha, salah satu suplemen herbal dari rempah India yang menjadi viral di Tiktok karena manfaatnya bisa membantu mengurangi stres.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Penyanyi dangdut Rhoma Irama menyatakan dirinya siap menerima segala keputusan dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tentang pencalonannya sebagai presiden. Rhoma menyatakan akan bersikap realistis terhadap segala kemungkinan terkait pencapresannya mengingat perolehan suara PKB tidak cukup untuk mengajukan capres secara mandiri.

"Yang pasti saya akan bersikap realistis dan saya akan serahkan kepada ketua umum. Artinya, untuk menjadi presiden kan harus lolos presidential threshold," kata Rhoma dalam program Kompas Malam di Kompas TV, Senin (14/4).

Saat ini PKB masih menggodok kemungkinan untuk mengajukan salah satu dari tiga bakal capres yang sudah diusungnya, yakni Mahfud MD, Jusuf Kalla, dan Rhoma. Dalam hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, partai nomor urut 2 tersebut memperoleh suara kurang lebih 9%. Jika hasil akhir perolehan suara PKB tetap pada angka tersebut, partai tersebut harus berkoalisi dengan partai lain agar memenuhi syarat ambang batas mencalonkan presiden (presidential threshold).

Rhoma mengatakan, sejauh ini PKB sudah berkomunikasi dengan banyak partai politik, baik partai berbasis massa islam maupun partai nasionalis. Akhir pekan lalu, Muhaimin telah bertemu dengan bakal capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo.

Namun, pertemuan itu belum menghasilkan kata sepakat untuk koalisi partai. Jika PKB dan PDI-P berkoalisi, kemungkinan besar PKB harus mengalah dan memberikan posisi capres kepada PDI-P, yang diperkirakan meraih suara lebih tinggi.

Mengenai anggapan tentang "Rhoma effect" yang dianggap mendongkrak suara PKB, Rhoma mengatakan tidak ingin mengecilkan peran berbagai pihak. Menurutnya, perolehan suara PKB saat ini sangat dipengaruhi oleh peran para ulama, penggemar Rhoma, Nahdliyin, maupun bakal capres lain dari PKB.

"Saya tidak berani untuk mengatakan bukan efek dari mereka walaupun saya tidak menafikan di situ ada peran-peran yang lain, seperti Pak Mahfud dan sebagainya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, mengatakan, hingga kini partainya masih memegang komitmen untuk tetap mencalonkan salah satu dari tiga bakal capres PKB. Namun, sampai saat ini PKB masih mempertimbangkan segala kemungkinan pemilihan capres. "Kami sebagai partai tidak bergeser bahwa Bang Haji (Rhoma) ini adalah capres kami, demikian juga dengan Pak Mahfud," kata Abdul Kadir. (Laksono Hari Wiwoho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×