kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rhoma ingin realistis tentang peluang jadi capres


Senin, 14 April 2014 / 22:58 WIB
Rhoma ingin realistis tentang peluang jadi capres
ILUSTRASI. Aswagandha, salah satu suplemen herbal dari rempah India yang menjadi viral di Tiktok karena manfaatnya bisa membantu mengurangi stres.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Penyanyi dangdut Rhoma Irama menyatakan dirinya siap menerima segala keputusan dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tentang pencalonannya sebagai presiden. Rhoma menyatakan akan bersikap realistis terhadap segala kemungkinan terkait pencapresannya mengingat perolehan suara PKB tidak cukup untuk mengajukan capres secara mandiri.

"Yang pasti saya akan bersikap realistis dan saya akan serahkan kepada ketua umum. Artinya, untuk menjadi presiden kan harus lolos presidential threshold," kata Rhoma dalam program Kompas Malam di Kompas TV, Senin (14/4).

Saat ini PKB masih menggodok kemungkinan untuk mengajukan salah satu dari tiga bakal capres yang sudah diusungnya, yakni Mahfud MD, Jusuf Kalla, dan Rhoma. Dalam hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, partai nomor urut 2 tersebut memperoleh suara kurang lebih 9%. Jika hasil akhir perolehan suara PKB tetap pada angka tersebut, partai tersebut harus berkoalisi dengan partai lain agar memenuhi syarat ambang batas mencalonkan presiden (presidential threshold).

Rhoma mengatakan, sejauh ini PKB sudah berkomunikasi dengan banyak partai politik, baik partai berbasis massa islam maupun partai nasionalis. Akhir pekan lalu, Muhaimin telah bertemu dengan bakal capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo.

Namun, pertemuan itu belum menghasilkan kata sepakat untuk koalisi partai. Jika PKB dan PDI-P berkoalisi, kemungkinan besar PKB harus mengalah dan memberikan posisi capres kepada PDI-P, yang diperkirakan meraih suara lebih tinggi.

Mengenai anggapan tentang "Rhoma effect" yang dianggap mendongkrak suara PKB, Rhoma mengatakan tidak ingin mengecilkan peran berbagai pihak. Menurutnya, perolehan suara PKB saat ini sangat dipengaruhi oleh peran para ulama, penggemar Rhoma, Nahdliyin, maupun bakal capres lain dari PKB.

"Saya tidak berani untuk mengatakan bukan efek dari mereka walaupun saya tidak menafikan di situ ada peran-peran yang lain, seperti Pak Mahfud dan sebagainya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, mengatakan, hingga kini partainya masih memegang komitmen untuk tetap mencalonkan salah satu dari tiga bakal capres PKB. Namun, sampai saat ini PKB masih mempertimbangkan segala kemungkinan pemilihan capres. "Kami sebagai partai tidak bergeser bahwa Bang Haji (Rhoma) ini adalah capres kami, demikian juga dengan Pak Mahfud," kata Abdul Kadir. (Laksono Hari Wiwoho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×