kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Reshuffle Kabinet Dinilai Terlalu Mepet dengan Pemilu 2024


Senin, 17 Juli 2023 / 20:18 WIB
Reshuffle Kabinet Dinilai Terlalu Mepet dengan Pemilu 2024
ILUSTRASI. Pelantikan Menkominfo dan lima wamen, di Istana Negara, Jakarat, Senin (17/07/2023).


Reporter: Maria Gelvina Maysha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Jokowi resmi melantik satu Menteri dan beberapa Wakil Menteri baru yang akan tergabung dalam kabinet Indonesia Maju pada Senin (17/7). Pergantian ini dinilai terlalu mepet oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad. Sebab, tahun depan sudah Pemilihan Umum (Pemilu).

“Waktunya ini saya kira terbatas, tahun depan pemilu, jadi sangat terbatas. Sehingga saya khawatir meski ada tambahan energi baru dari posisi Menteri atau Wamen, perubahannya tidak akan banyak,” ujar Tauhid kepada Kontan, Senin (17/7).

Meski demikian, tidak dipungkiri tetap akan ada sedikit revolusi seiring berubahnya Menteri maupun Wakil Menteri tersebut, kata dia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Menkominfo dan Lima Wakil Menteri Baru Kabinet Indonesia Maju

Adapun, ia menilai ada beberapa hal yang melandasi reshuffle tersebut. Pertama, keinginan mempercepat kinerja masing-masing Kementerian/Lembaga untuk mengejar target-target atau janji presiden yang belum selesai.

“Misalnya di Kementerian Informasi dan Komunikasi, BUMN, beberapa kementerian lain. saya kira ini menunjukkan ada yang belum pas dengan performance yang lama sehingga perlu ada penyegaran,” katanya.

Kedua, dari adanya profilling sehingga kemungkinan ditemukan Menteri atau Wakil Menteri yang belum kompeten. Namun, Tauhid menilai itu wajar karena tidak semua Menteri atau Wakil Menteri berbasis profesional, tetapi dari kalangan politisi. Sehingga reshuffle diperlukan untuk perbaikan internal masing-masing Kementerian/Lembaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×