Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman resesi menghantui prospek perekonomian global. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyebut, potensi resesi akan memberi dampak kepada Indonesia.
Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah dampak risiko resesi global ini terhadap beban keuangan baik itu pemerintah, badan usaha milik negara (BUMN), maupun korporasi swasta. Pasalnya, ketidakpastian global ini diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan dan pelemahan nilai tukar rupiah.
“Kita harus mencermati utang valuta asing yang jatuh tempo di 2023. Kalau dilihat dari data, obligasi valas swasta jatuh tempo sekitar US$ 14 miliar dan pemerintah serta BUMN US$ 15,3 miliar,” tutur David kepada Kontan.co.id, Selasa (28/6).
Baca Juga: Ancaman Resesi Global, Ini Kata Pefindo
David juga mewanti-wanti korporasi yang memiliki utang dengan dominan valuta asing dan tenor jangka pendek, kemudian aktivitas impor bahan baku dominan menggunakan valuta asing, sementara penghasilannya dalam nilai tukar rupiah. Karena bisa saja, besar pasak daripada tiang.
Bila meninjau dari sektoral, David melihat beberapa sektor cukup rentan terdampak pelemahan nilai tukar rupiah, seperti barang konsumsi, industri manufaktur, energi, dan juga konstruksi.
Namun, menurutnya, selama harga komoditas masih tingg dan surplus neraca perdagangan masih terjadi, David memandang risiko terhadap sektor-sektor tersebut masih akan terjaga.
Baca Juga: Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia di BBB dan Outlook Stabil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News