Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah berkomitmen terus mengimplementasikan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI) dalam program Klaster IV yakni rumah murah. Dalam program ini pemerintah juga menggandeng beberapa perusahaan kelas kakap seperti PT Newmont Nusa Tenggara, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dan PT Freeport Astra Internasional Tbk untuk membantu pembiayaan realisasi rumah tersebut.
Dalam perjanjian kerjasama yang diteken Menko Perekonomian, Menteri Perumahan Rakyat, dan perusahaan-perusahaan tersebut di Kantor Menko, Rabu (18/4), sedikitnya ada sekitar 10.000 rumah tidak layak huni yang akan diperbaiki. Sementara, pemerintah sendiri memiliki target perbaikan rumah mencapai 250.000 rumah per tahun.
“Konsepnya itu, pemerintah mengutamakan satu provinsi bisa dibedah tuntas. Bersama swasta yang jumlah sebesar 250 ribu rumah itu akan bertambah,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa.
Hatta menyebutkan, masih ada 13 juta keluarga yang masih belum memiliki rumah dan masih ada 14 juta lainnya dengan rumah tidak layak huni. Namun, beban pemerintah terlalu besar untuk membiayai keseluruhan program tersebut. “Maka perlu sinergi, yang disebut Public Private People, melibatkan dana pemerintah dan perusahaan-perusahaan melalui CSR, baik BUMN atau swasta nasional,” katanya.
Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan, dalam perjanjian kerjasama dengan Freeport, perusahaan tersebut juga akan menyediakan dana Coorporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 133 juta per unit dengan target pendirian 5.000 rumah di daerah Papua. “Kalau bersama Freeport kemampuan pemerintah cuma bisa mendanai Rp 11 juta, rumah di sana harganya Rp 144 juta, dan konsep rumahnya kotak dan bulat seperti rumah Honai,” kata Djan.
Selain itu, bersama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) pemerintah akan mendirikan rumah baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Sumbawa Barat sebanyak 883 rumah. Presiden Direktur PT NNT Martiono Hadianto mengatakan, NNT telah menyediakan dana Rp 9,71 miliar untuk pendirian rumah tersebut "Ada sekitar 883 rumah yang kami kerjakan sendiri. Setiap rumah kita bantu Rp 11 juta," jelasnya.
Sementara itu, PT Bukit Asam berencana mendirikan 750 rumah di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Perusahaan tersebut memiliki dana kemitraan, dana bantuan lingkungan, dan bantuan sosial sebesar Rp 280 miliar setahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News