Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menambah alternatif sumber pembiayaan APBN, yaitu melalui penerbitan surat berharga global (global bond) dalam mata uang yuan China atau disebut Panda Bond.
Namun, Kementerian Keuangan mengaku masih mengkaji rencana tersebut dan mempertimbangkan sejumlah hal.
Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Loto Srinaita Ginting menjelaskan, pemerintah terus mengeksplorasi berbagai aspek dalam penerbitan obligasi global ini.
“Kami masih pelajari kejelasan aturan main proses penerbitan Panda Bond dan apakah sesuai strukturnya dengan target pengelolaan portofolio utang pemerintah,” ujar Loto kepada Kontan.co.id, Jumat (26/7)
Beberapa aspek pertimbangan pemerintah, lanjutnya, meliputi karakter Panda Bond yang bertenor hanya 3-5 tahun, lebih pendek dibandingkan global bond yang biasanya diterbitkan pemerintah.
Dinamika perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) yang masih berlangsung juga turut dipertimbangkan.
Terkait potensi investor, Loto menyebut telah mendapatkan masukan dari beberapa bank terkait seberapa besar minat penanam modal terhadap Panda Bond.
“Menurut masukan dari beberapa bank itu, di kisaran ekuivalen US$ 250 juta sampai US$ 400 juta,” tutur dia.
Namun, Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Luky Alfirman sebelumnya menegaskan, pemerintah belum membuat keputusan apa pun terkait penerbitan Panda Bond lantaran kajian masih terus berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News