Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indikator Politik Indonesia mengeluarkan hasil survei atau temuannya bertajuk 'Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi dan Peta Elektoral Terkini', pada Minggu (5/12).
Yang menarik, dalam survey tersebut, nama Sandiaga Uno ternyata dijauhi mayoritas pendukung Jokowi dalam Pilpres sebelumnya.
Survei menyebut, dalam hal pilihan Presiden, pemilih Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres sebelumnya lebih memilih Pabowo Subianto dengan angka 26,9 persen di atas Ganjar Pranowo sebesar 23,2 persen. Sementara Sandiaga hanya meraih 4,5 persen. Tertinggal jauh.
Ini artinya, Sandi tidak mendapat dukungan dari pemilih Jokowi. Sandi juga meski sudah masuk kabinet tidak pernah dapat meraih hati pendukung Jokowi. Bahkan, dengan Raihan angka 4,5 persen, pendukung Jokowi terkesan menjauhi Sandi.
Baca Juga: Anies Baswedan pilih jaga jarak dari kelompok 212, ini kata pengamat
Pengamat komunikasi politik Cecep Handoko menginatkan, faktor primodial sulit untuk dihilangkan di pemilihan presiden 2024. Ia menilai, efek sebelumnya dimana kental nuasa kampanye politik identitas jadi sisi negatif ke Sandi yang melekat. Pendukung Jokowi mungkin tak ingin hal itu kembali terjadi sehingga lebih memilih Ganjar atau Prabowo.
Dengan suara pemilih Jokowi yang hanya 4,5 persen, Sandiaga tidak cukup pantas disebut favorit. Apalagi, hal itu akan bergantung dengan siapa dipasangkan.
Dukungan kecil terhadap Sandi, boleh jadi karena belum ada rekam jejak keberhasilan di birokrasi. Ketika menjabat wakil gubernur tidak tuntas. Bahkan memilih maju menjadi cawapres. Setelah kalah di Pilpres 2019, ia justru masuk istana.
Rekam jejak seperti itu, akan membuat public merasa tidak ada konsistensi, sehingga sedikit banyaknya akan berpengaruh pada elektabilitasnya di 2024 nanti. Ketika memutuskan bergabung ke kabinet, dua pihak kecewa, pendukungnya dan tentu saja ketidaksukaan dari pendukung Jokowi.
Cecep menilai, banyak pemilih Jokowi ketika di Pilpres sebelumnya beragam, multikultur, beragam etnis dan cenderung mengedepankan keterbukaan dan kampanye non politik identitas, sehingga bebas menentukan siapa yang akan dipilihnya nanti di Pilres 2024.
Baca Juga: Komisi II DPR berharap jadwal pemilu 2024 dapat disepakati pada awal tahun depan
"Pemilih Jokowi kan beragam, begitu juga kelompok relawannya. Pemilih Jokowi pilih yang sesuai dengan ideologi dan kriteria capres mereka. Apalagi, Jokowi pun kasih kebebasan buat menteri-menterinya nyapres, berarti tidak ada kekhususan arahan untuk pilih capres tertentu," kata dia dalam keterangannya, Rabu (8/12).
Yang menarik, berdasar survey Indikator, dalam simulasi pasangan antara Ganjar Pranowo-Erick Thohir mendapat angka 31,1 persen, lebih tinggi dari simulasi Anies Baswedan – Sandiaga Uno sebesar 30,8 persen. Artinya, kombinasi Ganjar Pranowo-Erick Thohir justru lebih diminati oleh masyarakat, termasuk di dalamnya pendukung Jokowi.
Bila Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jawa Tangeh Ganjar Pranowo disandingkan di Pilpres 2024 menjadi sangat kuat sebagaimana temuan survei tersebut.
"Erick dan Ganjar menarik karena keduanya punya latar belakang berbeda baik secara primordial maupun profesi dimana Ganjar politisi tulen sementara Erick seorang entrepreneur sukses," kata Cecep.
Baca Juga: Menangkan Prabowo sebagai presiden, Gerindra berharap dapat koalisi dengan PDI-P
Faktor primordial di Pilpres 2024 nanti, kata dia masih menjadi penentu. Pasalnya, Ganjar merupakan orang Jawa sementara Erick sendiri berasal dari Sumatera, sehingga ini nantinya akan menjadi pertimbangan bagi para pemilih.
Kata Cecep, elektabilitas tergantung dipasangkan dengan siapa. Bahkan, sejauh ini, Ganjar Pranowo merajai berbagai survei, namanya tetap unggul meski dipasangkan dengan nama-nama lain selain Erick Thohir.
Namun begitu juga 2024 masih cukup lama artinya konstelasi masih mencair bisa jadi ada jagoan baru terutama dari latar belakang militer. Kata dia, selain Prabowo ataupun Gatot Nurmatyo boleh jadi akan ada tokoh lain berlatar belakang militer yang punya kans besar untuk maju Pilpres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News