kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anies Baswedan pilih jaga jarak dari kelompok 212, ini kata pengamat


Kamis, 02 Desember 2021 / 14:06 WIB
Anies Baswedan pilih jaga jarak dari kelompok 212, ini kata pengamat
ILUSTRASI. Anies Baswedan pilih jaga jarak dari kelompok 212, ini kata pengamat.


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipastikan tak menghadiri acara reuni 212 yang dipusatkan di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Kamis (2/12/2021) hari ini. 

Anies lebih memilih menghadiri acara penandatanganan perjanjian kredit pembiayaan bagi pelaku usaha mikro di Balai Agung Balai Kota DKI Jakarta. Ia terlihat hadir dalam acara yang diinisiasi Permodalan Nasional Madani (PNM) pukul 10.15 WIB, Kamis, saat sebagian massa 212 sudah berkumpul di sekitar Patung Kuda. 

Ini adalah kedua kalinya secara berturut-turut Anies tak menghadiri acara yang digelar tiap tanggal 2 Desember itu. Anies juga tak hadir saat reuni 212 digelar secara virtual tahun lalu. 

Padahal, pada reuni tahun-tahun sebelumnya, Anies selalu hadir di tengah-tengah kelompok massa yang telah mendukungnya pada Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu. 

Baca Juga: Ada rencana reuni PA 212, Wagub DKI: Monas belum dibuka

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai Anies kini mulai menjaga jarak dengan kelompok gerakan 212.  "Anies terlihat mulai menjaga jarak demi kepentingan Pilpres 2024. Jangankan hadir, bahkan tahun ini izin acaranya saja tidak dikasih," kata Ujang kepada Kompas.com, Kamis (2/12/2021). 

Ujang menilai langkah Anies menjaga jarak dari kelompok 212 adalah suatu langkah politik yang wajar. Sebab, kedekatan dengan kelompok 212 yang selama ini kerap diidentikkan dengan kelompok islam garis keras bisa merugikan Anies. 

"Kalau Anies masih dekat (dengan 212), dia akan dituduh radikal oleh lawan politiknya," kata Ujang. 

Apalagi, jumlah massa pendukung dan simpatisan gerakan 212 juga tidak signifikan untuk kancah politik nasional. Pada 2016 silam, Anies boleh jadi diuntungkan dengan gerakan kelompok itu yang menuntut gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama dipenjara atas penistaan agama. 

Baca Juga: Mahfud MD persilahkan reuni 212, tapi...




TERBARU

[X]
×