Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja untuk subsidi sudah mencapai Rp 30,1 triliun hingga Maret 2024. Realisasi ini menurun 19,8% bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 37,5 triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, menurunnya realisasi ini karena pembayaran subsidi yang biasanya dibayarkan pemerintah misalnya seperti kepada Pertamina, masih dalam proses audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Ini menurun karena pembayaran subsidi biasanya melalui audit, jadi makannya untuk Januari sampai Maret untuk pembayaran reguler yang diberikan,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jumat (16/4).
Meski begitu, Sri Mulyani menyampaikan karena ada pergerakan harga minyak dan melemahnya nilai tukar, tagihan pembayaran subsidi akan berjalan dan terjadi pada bulan-bulan ke depan sesudah terjadinya audit, sehingga tagihan subsidi diperkirakan meningkat.
Adapun realisasi subsidi ini terdiri dari subsidi energi yang mencapai Rp 27,9 triliun. realisasinya lebih tinggi dari periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 24,5 triliun.
Baca Juga: Realisasi Penerimaan Pajak Capai Rp 393,91 Triliun Hingga Maret 2024
Realisasi subsidi energi terdiri dari Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai 2,81 juta kilo liter, atau turun 2,7% dari periode sama tahun lalu. Kemudian, LPG 3 kg realisasinya mencapai 1,33 juta metrik ton dan tumbuh 3,3% dari periode sama tahun lalu. Terakhir, subsidi listrik mencapai 40,2 juta pelanggan atau meningkat 2,8% dari periode sama tahun lalu.
Kemudian, untuk subsidi non energi realisasinya mencapai Rp 2,2 triliun, lebih rendah dari periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 12 triliun.
Realisasi subsidi non energi ini terdiri dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp 54,3 triliun, tumbuh 79,2% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Akan tetapi Kemenkeu tidak menjelaskan berapa besaran subsidi KUR yang sudah disalurkan.
Sri Mulyani menjelaskan, realisasi KUR yang tumbuh cukup tinggi ini dipengaruhi dorongan penyaluran KUR, karena tahun lalu penyalurannya tidak optimal. Lalu, penyaluran debitur KUR meningkat 88,6% atau mencapai 937.400 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News