Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia usaha mengapresiasi kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mampu mencatatkan realisasi investasi tahun 2020 melebihi dari target yang ditetapkan. Besarnya minat investor untuk menanamkan modalnya tersebut dinilai karena prospek Indonesia yang masih positif.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, prospek positif yang masih terus terbangun di tengah perlambatan ekonomi ini terjadi karena investor melihat kondisi jangka panjang.
“Investor melihat bahwa prospek ekonomi Indonesia masih positif. Saya pikir, hal ini turut ditopang oleh pembolehan aktivitas ekonomi global dan domestik,” ujar Josua dalam keterangannya Rabu (27/1).
Seperti diketahui, realisasi investasi yang berhasil dibukukan BKPM sepanjang tahun 2020 adalah sebesar Rp 826,3 triliun atau 101,1% dari target Rp 817,2 triliun.
Komposisinya, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 413,5 triliun (50,1%), sedangkan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 412,8 triliun (49,9%). Perolehan pada tahun 2020 tersebut mampu menyerap hingga 1.156.361 TKI dengan total 153.349 proyek investasi.
Josua mengatakan, jika dilihat tren realisasi investasi di Indonesia memang terus membaik sejak kuartal II 2020, baik untuk PMDN maupun PMA. Peningkatan investasi ini terjadi karena para investor memang melihat potensi jangka panjang Indonesia yang memiliki prospek positif meskipun pertumbuhan ekonomi sempat melambat di awal tahun karena pandemi.
Baca Juga: Strategi BKPM mendorong investasi ke luar Jawa, potensi bisa mencapai Rp 429 triliun
Sejatinya, masih banyak investor yang ingin berinvestasi dan saat ini sedang berproses di BKPM. Untuk itu investasi harus bisa menjadi motor penggerak dalam jangka panjang. “Investasi ini kan komitmen jangka panjang, bukan satu-dua tahun tapi pasti lebih dari lima tahun,” ujar Josua.