Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Syamsul Azhar
Namun, jika pandemi berlangsung hingga September 2020, target realisasi investasi bakal sulit tercapai. Dalam skenario terburuk, realisasi investasi tahun ini hanya mencapai Rp 817 triliun. Jumlah itu turun Rp 49,1 triliun atau turun 5,6% dari proyeksi awal yang sebesar Rp 866,1 triliun.
Jasa mendominasi
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyoroti perkembangan realisasi investasi tahun ini yang didominasi oleh sektor tersier atau jasa.
Baca Juga: Banyak perusahaan bandel selama PSBB, siapa saja yang dikecualikan boleh beroperasi?
Catatan BPKM, realisasi investasi langsung di sektor tersier atau jasa sepanjang kuartal I-2020 sebesar Rp 115,9 triliun.
Angka ini setara 55% dari total realisasi investasi sebanyak Rp 210,7 triliun. Sementara sektor, primer hanya Rp 30,8 triliun dengan kontribusi yakni 14,6% total investasi langsung.
Baca Juga: Siap-siap perusahaan bandel langgar PSBB bakal kena sanksi berat
Enny mengkritik bahwa sektor tidak memiliki daya serap tenaga kerja dibandingkan dengan sektor primer seperti industri manufaktur yang padat karya.
Padahal tujuan mengundang investasi langsung untuk menciptakan lapangan kerja. "Ini artinya BKMP telah gagal," kata Enny, Senin (20/4).
Proyeksi Enny, realisasi investasi langsung di Indonesia tahun tidak akan mencapai target Rp 886,1 triliun.
Baca Juga: Anies Baswedan ancam beri sanksi tegas perusahaan masih nekat beroperasi saat PSBB
Sebab dampak virus corona terhadap perekonomian global tidak bisa diakali oleh BKPM. Ia menyarankan ke depan investasi langsung, bukan hanya jadi urusan BKPM saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News