kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Realisasi investasi asal China masih rendah


Senin, 19 November 2012 / 16:27 WIB
Realisasi investasi asal China masih rendah
ILUSTRASI. Seorang petugas memperlihatkan logam mulia emas produksi Antam di gerai Pegadaian Galeri24, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon ?


Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can


 
JAKARTA. Pemerintah masih berharap investor China membenamkan modalnya di tanah air. Buktinya, tahun ini, pemerintah memasang target investasi asal China sebesar US$ 2 miliar.

Duta Besar Indonesia untuk China Imron Cotan yakin target itu bisa tercapai. Dia beralasan, posisi Indonesia masih bagus di mata para investor Negeri Tembok Raksasa itu. Menurutnya, pantauan yang dibuat oleh Kedutaan Besar Indonesia di China terhadap catatan Kementerian Perdagangan China, diketahui bahwa Indonesia sampai dengan Juli kemarin masih menjadi primadona investasi pengusaha asal China.

Bukan hanya itu. Dia juga menilai besarnya potensi ekonomi, pasar, sumber daya alam dan juga tenaga kerja menjadi magnet yang besar bagi investor China.

Imron juga yakin karena pada November ini banyak investor asal China yang menjajaki investasi ke Indonesia. “Untuk hari ini saja, kami bawa ke Bappenas total orangnya 12, sementara itu perusahaannya ada; Rongsheng, Genzhouba Group, Gifore Group, Julong Group, Shanghai Contraction, Dongfang Eeletric Corp, dan Ningxia Henghsun Smelter,” kata Imron di Gedung Bappenas Senin (19/11).

Minat yang besar ternyata belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Berdasarkan data, selama Januari-September lalu, realisasi investasi China yang berhasil masuk ke Indonesia baru mencapai US$ 86 juta.

Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengakui  menggaet investor asal China masuk ke Indonesia bukan pekerjaan yang mudah. Dia tidak tahu kenapa para investor itu sulit masuk ke Indonesia.

Padahal, dari segi minat sebetulnya, banyak sekali investor asal China yang punya rencana berinvestasi di Indonesia. "Seringkali mereka sudah datang dan mau investasi dan macam-macam di sini tapi ternyata ketika dilihat dari data yang ada ternyata mereka masih kalah dengan yang lain," kata Chatib.

Investasi dari China dalam kurun waktu 2010- 2012 ini jika dibandingkan dengan Singapura, Inggris, Jepang dan Taiwan memang masih kalah jauh. Dengan posisi negara yang saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi dunia, nilai investasi China di periode Januari- September 2012 baru mencapai US$ 86 juta saja, jauh dari realisasi investasi asal Singapura yang mencapai US$ 1,5 miliar, Inggris yang mencapai US$ 0,7 miliar, Jepang yang mencapai US$ 0,7 miliar dan Taiwan yang mencapai US$ 0,6 miliar.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengakui agak susah menggaet investor asal China. Dia beralasan pemerintah memberikan syarat yang berat bagi mereka seperti investasi itu harus memberikan nilai tambah, menggunakan energi bersih dan muatan lokal.

Cuma, dia bilang, investasi China ini baru diawali. Menurutnya, Bappenas tengah berupaya memberikan informasi dan panduan bagi investor asal China mengenai potensi, keuntungan dan insentif- insentif yang bisa diperoleh dalam investasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×