Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah masih berharap investor China membenamkan modalnya di tanah air. Buktinya, tahun ini, pemerintah memasang target investasi asal China sebesar US$ 2 miliar.
Duta Besar Indonesia untuk China Imron Cotan yakin target itu bisa tercapai. Dia beralasan, posisi Indonesia masih bagus di mata para investor Negeri Tembok Raksasa itu. Menurutnya, pantauan yang dibuat oleh Kedutaan Besar Indonesia di China terhadap catatan Kementerian Perdagangan China, diketahui bahwa Indonesia sampai dengan Juli kemarin masih menjadi primadona investasi pengusaha asal China.
Bukan hanya itu. Dia juga menilai besarnya potensi ekonomi, pasar, sumber daya alam dan juga tenaga kerja menjadi magnet yang besar bagi investor China.
Imron juga yakin karena pada November ini banyak investor asal China yang menjajaki investasi ke Indonesia. “Untuk hari ini saja, kami bawa ke Bappenas total orangnya 12, sementara itu perusahaannya ada; Rongsheng, Genzhouba Group, Gifore Group, Julong Group, Shanghai Contraction, Dongfang Eeletric Corp, dan Ningxia Henghsun Smelter,” kata Imron di Gedung Bappenas Senin (19/11).
Minat yang besar ternyata belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Berdasarkan data, selama Januari-September lalu, realisasi investasi China yang berhasil masuk ke Indonesia baru mencapai US$ 86 juta.
Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengakui menggaet investor asal China masuk ke Indonesia bukan pekerjaan yang mudah. Dia tidak tahu kenapa para investor itu sulit masuk ke Indonesia.
Padahal, dari segi minat sebetulnya, banyak sekali investor asal China yang punya rencana berinvestasi di Indonesia. "Seringkali mereka sudah datang dan mau investasi dan macam-macam di sini tapi ternyata ketika dilihat dari data yang ada ternyata mereka masih kalah dengan yang lain," kata Chatib.
Investasi dari China dalam kurun waktu 2010- 2012 ini jika dibandingkan dengan Singapura, Inggris, Jepang dan Taiwan memang masih kalah jauh. Dengan posisi negara yang saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi dunia, nilai investasi China di periode Januari- September 2012 baru mencapai US$ 86 juta saja, jauh dari realisasi investasi asal Singapura yang mencapai US$ 1,5 miliar, Inggris yang mencapai US$ 0,7 miliar, Jepang yang mencapai US$ 0,7 miliar dan Taiwan yang mencapai US$ 0,6 miliar.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengakui agak susah menggaet investor asal China. Dia beralasan pemerintah memberikan syarat yang berat bagi mereka seperti investasi itu harus memberikan nilai tambah, menggunakan energi bersih dan muatan lokal.
Cuma, dia bilang, investasi China ini baru diawali. Menurutnya, Bappenas tengah berupaya memberikan informasi dan panduan bagi investor asal China mengenai potensi, keuntungan dan insentif- insentif yang bisa diperoleh dalam investasi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News